Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Profil Valentino Rossi, The Doctor Legenda MotoGP

Pasalnya, Rossi pada tahun depan sudah tidak mendapatkan tempat di tim yang ia bela saat ini, Monster Energy Yamaha.

Posisinya akan ditempati Fabio Quartararo yang naik pangkat setelah tampil impresif bersama tim satelit, Petronas Yamaha SRT.

Spekulasi masa depan Valentino Rossi lalu bermunculan, mulai dari keputusan untuk pensiun hingga turun kelas ke tim satelit.

Sebagai pebalap MotoGP, nama Rossi memang begitu besar hingga setiap pemberitaan terkait masa depannya menjadi buah bibir pencinta balap tunggangan kuda besi.

Bukan tanpa alasan, dia merupakan pemegang sembilan gelar juara dunia. Tujuh di antaranya ia raih di kelas bergengsi MotoGP.

Kesuksesan Valentino Rossi menjadi bintang MotoGP tak dilalui secara instan.

Lahir tahun 16 Februari 1979 di Urbino Italia, Rossi mengawali karier MotoGP tahun 1996 bersama Aprilia di kelas 125cc ( Moto3).

Rossi hanya memerlukan waktu dua tahun untuk dapat meraih gelar juara pertamanya yang diraih pada 1997.

Ia lalu naik kelas ke 250cc (Moto2) pada tahun 1998. Ia masih menunggangi kuda balap pabrikan Aprilia.

Rossi lalu kembali memenangi juara dunia kelas 250cc di tahun keduanya pada 1999.

Bakat Valentino Rossi kemudian dilirik oleh salah satu pabrikan motor asal Jepang sekaligus tim dari kelas MotoGP, Honda.

Rossi lalu direkrut Honda sekaligus naik kasta di kelas MotoGP pada 2000.

Debutnya bersama Honda terbilang manis. The Doctor, julukan Rossi, sukses menempati peringkat kedua pada tahun pertamanya bersama Honda.

Setelah itu, Valentino Rossi langsung meraih gelar juara dunia pertama MotoGP tahun 2001. Ia lalu kembali memenangi gelar juara dunia berikutnya pada tahun 2002 dan 2003 bersama Honda.

Punya karier bagus bersama Honda, Rossi justru membuat kejutan kala bergabung dengan tim Yamaha tahun 2004.

Padahal, Yamaha ketika itu bukanlah tim pabrikan yang diperhitungkan sebagai pesaing di kelas balap MotoGP.

Kepindahannya ke Yamaha langsung menjadi buah bibir.

Namun, Rossi seakan punya nyali untuk mencari tantangan baru untuk bergabung dengan Yamaha pada tahun tersebut.

Selain itu, alasan lain di balik kepergiannya meninggalkan Honda untuk bergabung dengan Yamaha salah satunya adalah karena tak bisa mengoleksi motor balapnya sendiri.

"Orang Jepang biasanya menyimpan motornya, sementara yang lain membuangnya," kata Rossi mengutip dari Tuttomotoriweb.

"Saya sudah minta Honda memberikan motor itu, tetapi mungkin mereka sudah tidak tahu di mana motor itu disimpan," katanya.

Keputusannya bergabung dengan Yamaha pada akhirnya tak menjadi sia-sia. Ia sukses meraih empat kali gelar juara dunia tahun 2004, 2005, 2008, dan 2009.

Rossi juga tergolong setia bersama Yamaha. Dia sudah bergabung dengan tim tersebut selama 15 tahun.

Meski lama bersama Yamaha, nyatanya Rossi bukanlah pebalap yang gampang setia dengan satu tim.

Ini dibuktikan ketika Rossi tiba-tiba bergabung dengan tim pabrikan asala Italia, Ducati tahun 2011-2012.

Sayangnya prestasi Rossi bersama Ducati tak begitu bagus. Ia lalu memutuskan kembali ke Yamaha tahun 2013.

Sekembalinya ke Yamaha, performanya juga tak kunjung membaik. Hal ini juga diperburuk dengan performa apik pebalap anyar, terutama hadirnya bintang baru, Marc Marquez.

Kini, patut ditunggu pada usianya yang menginjak 41 tahun apakah Valentino Rossi bakal tetap berkarier di MotoGP atau segera pensiun.

Kabar teranyar menyebutkan bahwa dia bakal menerima tawaran dari Yamaha untuk bergabung bersama tim satelit Petronas.

https://www.kompas.com/motogp/read/2020/06/19/11084588/profil-valentino-rossi-the-doctor-legenda-motogp

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke