KOMPAS.com - Pandemi virus corona membuat perhelatan MotoGP 2020 ditunda.
Pembukaan ajang balapan paling bergengsi di dunia itu seharusnya dilaksanakan di Sirkuit Losail, Qatar, 8 Maret silam.
Namun kemudian batal akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
Kabar terbaru, MotoGP Perancis 2020 di Sirkuit Le Mans, 17 Mei mendatang, yang rencananya diplot jadi seri pertama MotoGP musim ini terpaksa ditunda juga.
Menanggapi hal ini, manajer Petronas Yamaha SRT, Wilco Zeelenberg, ikut angkat bicara.
"Ada komunikasi terus-menerus tentang ke depan (dengan Dorna Sport). Kami berbicara misalnya tentang dua balapan di Malaysia, yang akhirnya tidak terjadi, tetapi itu sebuah gagasan," ujarnya dilansir BolaSport dari Crash.net.
"Menurut saya, cukup sulit untuk saat ini menggelar 19-20 balapan musim ini jika tidak mengubah sistem sedikit pun," kata Zeelenberg.
"Jika dimulai pada Juni atau Juli dan masih melakukan 20 seri itu akan sangat sulit bagi pebalap dan hampir tidak mungkin. Jika Anda kecelakaan, Anda akan kehilangan lima atau enam seri, dan bagi saya ini tidak dapat diterima," tutur pria asal Belanda itu.
Zeelenberg, yang pernah menangani tim World Superbike, mengusulkan MotoGP musim ini bisa menggelar dua seri balapan dalam satu pekan.
"Contoh untuk Superbike, melakukan dua seri balapan per acara, jika benar-benar diperlukan untuk melakukan 15-16 balapan (untuk MotoGP), maka dengan dua balapan per akhir pekan Anda hanya perlu melakukan delapan acara untuk 16 balapan," ucap dia.
"Jadi kamu bisa melakukan balapan ganda, tetapi negara mana yang kamu pilih? Saya tidak tahu mana yang lebih penting. Apakah kami perlu pergi ke banyak negara, atau melakukan banyak balapan?".
"20-22 balapan adalah mimpi buruk bagi saya. Itu sudah terlalu banyak bagi saya. Jika kami tidak dapat menemukan juara dunia dengan 15 balapan, ada sesuatu yang salah," ujar Zeelenberg. (Muhamad Husein)
https://www.kompas.com/motogp/read/2020/04/03/18400088/berita-motogp-bos-yamaha-usulkan-2-seri-balapan-digelar-dalam-1-pekan