JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus meninggalnya anak dari artis Tamara Tyasmara kini mulai menemui titik terang.
Sebagai informasi, putra semata wayang Tamara Tyasmara, Raden Andante Khalif Pramudityo atau Dante (6), meninggal dunia di kolam renang pada 27 Januari 2024.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi memastikan CCTV atau kamera pengawas yang diberikan pihak kolam renang ke penyidik adalah asli.
Baca juga: Tamara Tyasmara Tegaskan Tak Pernah Halangi Angger Dimas Lihat CCTV Kolam Renang
“Tim pemeriksa digital forensik dinyatakan asli, video tersebut adalah asli tanpa editan. Jadi proses pengambilan dari TKP, proses penyerahan kepada pemeriksa, kemudian tim pemeriksa oleh tim forensik, dinyatakan video tersebut asli, tanpa editan,” ujar Ade Ary di Polda Metro Jaya, Kamis (8/2/2024).
Selanjutnya, pihak kepolisian masih memeriksa video dari rekaman CCTV tersebut.
“Selanjutnya dari video asli tersebut nanti akan di lanjutkan proses pemeriksaannya bahkan nanti akan dilakukan pemeriksaan atau pengambilan keterangan asli digital forensik,” ucap Ade Ary.
Ade Ary mengatakan, pihak kepolisian saat ini masih membutuhkan waktu untuk mengungkap penyebab meninggalnya anak Tamara Tyasmara.
Ade mengatakan, masih akan mengkolaborasikan hasil pemeriksaan CCTV, keterangan para saksi, dan barang bukti di lokasi.
“Jadi masih bekerja, mohon waktu. Sekali lagi komitmen yang jadi polemiknya juga untuk mengungkap kasus ini menjadi terang benderang, guna menemukan siapa tersangkanya,” kata Ade Ary.
Ade Ary mengatakan, kasus meninggalnya anak Tamara Tyasmara dilakukan pemeriksaan dengan metode scientific crime investigation.
Baca juga: Tamara Tyasmara: Orang Mau Hujat, Saya Terima, Saya Lakukan Ini Semua untuk Dante
Scientific crime investigation adalah metode penyelidikan dan penyidikan sebuah tindak pidana menggunakan pendekatan ilmiah dan didukung berbagai disiplin ilmu, baik ilmu terapan maupun ilmu murni.
“Dan perlu rekan-rekan ketahui bahwa proses penyidikan yang dilakukan oleh subdit jatanras oleh polda metro jaya ini dilakukan proses penyidikan secara ilmiah atau scientific crime investigation,” ucap Ade Ary.
“Ya jadi kombinasi antara atau gabungan antara pengumpulan fakta-fakta berbagai teori ilmiah dengan penetapan penetapan pemeriksaan yang melibatkan beberapa ahli,” tutur Ade.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.