Kemudian mengatakan bahwa nyanyian vokalis tersebut sangat selaras dengan nomor-nomor tersebut, sementara di lagu-lagu lainnya vokalis tersebut naik dan turun secara drastis.
Tuduhan vlogger tersebut dengan cepat menjadi viral di Weibo. Bahkan kontroversi ini telah menjadi topik tren teratas, dengan lebih dari 300 juta penayangan.
Beberapa penggemar Mayday mengaku kecewa, sementara yang lain membela band ini, termasuk dengan mengunggah cuplikan penampilan live mereka di mana Ashin terdengar jelas bernyanyi tidak selaras.
Lembaga penyiaran pemerintah CCTV melaporkan pada hari Senin bahwa rekaman video dan audio dari konser Mayday di Shanghai telah diserahkan kepada pihak berwenang setempat untuk "evaluasi dan analisis ilmiah," dan hasilnya akan diumumkan.
Mayday umumnya bernyanyi dalam bahasa Mandarin dengan beberapa lagu dalam dialek Hokkian.
Lagu-lagu mereka sangat menarik dan membuat ketagihan, happy-go-lucky, anthemic rock yang dipadukan dengan pop, mirip dengan U2 atau One Direction.
Dengan judul-judul seperti "Party Animal," "Cheers" dan "Here, After Us," mereka memproyeksikan kepolosan generasi muda, dengan semua harapan dan patah hati yang menyertainya.
Band ini terkenal sebagai pembawa acara musik maraton yang energik, dengan setiap pertunjukan biasanya berlangsung selama dua hingga tiga jam.
Sejak debut mereka pada akhir 1990-an, band ini telah menarik banyak penggemar tidak hanya di kalangan generasi milenial, namun juga dengan basis penggemar muda dari generasi Z yang berusia hampir separuh dari usia para anggotanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.