Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pensiun Jadi Idol, C.A.P Eks Teen Top Kini Jadi Tukang Potong Rumput Panggilan

Kompas.com - 16/07/2023, 12:12 WIB
Rintan Puspita Sari

Penulis

KOMPAS.com- Mantan idol dari boygrup Teen Top, C.A.P atau Bang Min Soo curi menjadi perhatian setelah menceritakan profesinya saat ini sebagai tukang potong rumput dalam saluran YouTube, All About Jobs, setelah berhenti menjadi idol. 

Sejak saat itu, ia aktif sebagai YouTuber yang muncul di berbagai program web.

Selain menjadi YouTuber, Bang Minsoo juga mengungkapkan bahwa dia mulai menjadi tukang potong rumput paruh waktu sejak awal tahun 2023.

Dalam siaran tersebut, pelantun "Miss Right" ini memberikan pandangan yang lebih luas kepada para penggemar tentang kehidupannya baru-baru ini.

Baca juga: Usai Hengkang dari TEEN TOP, C.A.P Minta Maaf pada Agensi, Para Member hingga Penggemar

Menunjukkan bagaimana ia berganti pakaian kerja dan melangkah keluar untuk pergi ke tempat kerjanya.

"Kami mendapatkan reservasi melalui aplikasi. Itu berada dalam radius 50 km dari rumah saya," ujarnya.

Mengenai bayarannya untuk setiap lahan yang dia kerjakan, dia mengungkapkan bahwa dia mendapatkan lebih dari 1 juta Won Korea (sekitar Rp 11,8 juta) dalam satu musim.

Atau mendapatkan sekitar 50.000 Won hingga 70.000 Won per hari, sekitar Rp 573.328- Rp 808.348.

Baca juga: SEVENTEEN Jadi Artis Kpop Pertama yang Sukses Jual Album Lebih dari 6 Juta Unit

"Ini sangat cocok dengan bakat saya. Saya menghasilkan lebih dari 1 juta won hanya dari memotong rumput," ujarnya.

"Dibutuhkan waktu 20 menit untuk menyelesaikan pemotongan 100 pyeong' (1 pyeong = 3,31 meter persegi)," lanjutnya.

Melakukan semua pemotongan rumput sendiri, C.A.P mengungkap tips untuk bertahan hidup hanya dengan kemampuan yang terkesan sederhana.

"Ada baiknya untuk memiliki satu keterampilan yang sepele sekalipun karena orang-orang di kota tidak tahu tentang memotong rumput," ujarnya.

"Tetapi ada banyak contoh yang dibutuhkan. Mereka tidak tahu banyak tentang hal itu. Jadi harga satuannya sangat mahal," sambung C.A.P.

Karena itu, meskipun terkesan sederhana, orang-orang di kota ini bersedia membayar mahal.

"Mereka memberikan lebih banyak uang daripada tenaga kerja manual biasa," kata C.A.P

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com