Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ahmad M Ramli
Guru Besar Cyber Law & Regulasi Digital UNPAD

Guru Besar Cyber Law, Digital Policy-Regulation & Kekayaan Intelektual Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran

Harry Belafonte dan Kekuatan Lagu "Scarlet Ribbon"

Kompas.com - 30/04/2023, 15:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Harry sukses antara lain lewat Albumnya pada 1956 "Calypso" yang terjual lebih dari 1 juta copy. Prestasi ini membuatnya menjadi saingan Elvis Presley di tangga musik pop dan mendorong minat dunia pada musik bernuansa Karibia.

“Belum pernah ada penyanyi yang populer di kalangan penonton kelas menengah kulit putih dan juga penonton kulit hitam,” kata kritikus budaya dan cendekiawan Henry Louis Gates Jr. dalam wawancara.

"Scarlet Ribbon"

Harry adalah salah satu bintang pop Afrika-Amerika paling sukses dalam sejarah. “Scarlet Ribbons“ adalah salah satu lagu hitnya. Lagu ini juga sangat populer di Indonesia.

Selain dibawakan Harry, lagu ini juga dinyanyikan dengan sangat bagus oleh Band asal Belanda The Cats. Warna vokal Harry sangat cocok dengan tema lagu ini.

Sebagaimana dilansir Wikipedia, lagu ini berkisah tentang seorang ayah yang mendengar anak perempuannya berdoa sebelum tidur, yang ingin memiliki pita merah untuk rambutnya.

Sang ayah hari itu rupanya lupa membeli pita pesanan sang putri. Pada malam hening di musim dingin itu, semua toko sudah tutup dan pita tak ditemukan.

Sang ayah gundah, hingga tak bisa tidur. Saat menjelang fajar, sang ayah kembali mengintip sang anak di kamar tidurnya, dan kaget mendapati pita merah yang cantik ada di samping anaknya yang tertidur pulas. Sang ayah tidak mengetahui dari mana asalnya.

Penulis lagu ini Evelyn Danzig dan penulis lirik Jack Segal, sukses membuat lagu ini layaknya bertutur.

Menceritakan secara proposisi-hipotetik peristiwa dalam bait-bait lirik diiringi irama dan melodi yang membuat pendengarnya hanyut dalam cerita tak biasa, yang mencerminkan ketulusan itu.

Lagu ini juga ternyata favorit Mantan Wapres Boediono, dan sering beliau nyanyikan pada even tertentu, salah satunya pada momen bersama para wartawan.

Sebagaimana dilansir Kompas.com, 4 September 2013, dalam laporannya dengan judul "Sehari Penuh Keakraban di Istana Cipanas,” Boediono menutup acara dengan menyanyikan lagu lawas berjudul ”Scarlett Ribbon” itu.

Hak Cipta

Lagu sebagai objek hak cipta memang telah mendekatkan berbagai bangsa tanpa tersekat. Harry Belafonte telah membuktikan hal itu.

Penyanyi tenar itu telah membuktikan bahwa kekuatan karya seni dan vokalnya bisa dijadikan instrumen kemaslahatan sosial budaya dan hak-hak sipil.

Hak cipta juga tidak semata terpaku pada hak eksklusif atau hak ekonomi semata, tetapi lebih jauh sebagai alat diplomasi budaya dan kemanusiaan.

Banyak lagu yang diciptakan selain menjadi hiburan tetapi juga memberi kemaslahatan ekonomi, dan sosial untuk banyak orang. Dalam konteks ini saya ingin mengatakan bahwa komposer lagu adalah “pahlawan” seni untuk kemaslahatan masyarakat.

Salah satu ukuran sukses seorang pencipta lagu, adalah ketika lagunya terdiseminasi secara luas, didengar, bahkan dinyanyikan oleh begitu banyak orang melintasi batas negeri, seperti halnya lagu ini.

Tentu sesuai international best practices dan prinsip-prinsip hukum umum (General Principles of Law).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com