Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isi Kritikan TikToker Bima alias Awbimax Reborn soal Lampung yang Dinilai Tak Maju-maju

Kompas.com - 13/04/2023, 14:21 WIB
Ady Prawira Riandi,
Tri Susanto Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - TikToker Awbimax Reborn menjadi perbincangan hangat di media sosial karena kontennya yang viral.

Bima membuat konten presentasi yang membahas mengenai Provinsi Lampung yang dinilainya tak maju-maju.

Gara-gara video ini, Bima bahkan dilaporkan ke polisi oleh pengacara Lampung, Gindha Ansori Wayka.

Baca juga: Profil dan Biodata Bulan Sutena, Seleb TikTok Asal Bali

Dalam video berdurasi tiga menit itu, Bima membuat empat poin terkait keluhannya terhadap Lampung.

"Alasan pertama adalah infrastruktur yang terbatas. Ini banyak banget di Lampung proyek-proyek pemerintah yang mangkrak. Contohnya Kota Baru, itu dari zaman gue SD sampai sekarang gue enggak pernah dengar kabarnya lagi," kata Bima dikutip Kompas.com, Kamis (13/4/2023).

Bima mengatakan bahwa aliran dana dari pemerintah pusat untuk membangun Kota Baru sebenarnya sangat besar.

Namun pada kenyataannya proyek-proyek di sana terbengkalai dan menyisakan tanda tanya besar.

Baca juga: Kumpulan Lagu yang Sering Didengar di TikTok tapi Banyak yang Belum Tahu Judul dan Penyanyinya

"Itu aliran dana dari pemerintah pusat itu ratusan miliar ya, bestie. Dan gue enggak tahu tuh sekarang sudah jadi tempat jin buang anak kali," kata Bima.

Salah satu poin keluhan soal infrastruktur di Lampung yang menjadi sorotan adalah jalan.

@awbimaxreborn

Presentasi kali ini tentang alasan kenapa Lampung tidak maju-maju dan malah banyak warganya yg bekerja di luar daerah atau bahkan ke luar negeri. Apakah di daerah kalian sama?

? Toxic - BoyWithUke

Jalanan di Lampung dinilai tak pernah mulus padahal itu merupakan hal terpenting dalam memajukan ekonomi sebuah daerah.

"Dan juga jalan-jalan di Lampung. Ya gue sering bahas jalan karena jalan itu kayak infrastruktur yang paling umum dan untuk mobilisasi ekonomi di Lampung. Tapi jalan-jalan di Lampung tuh kayak 1 KM bagus, 1 KM rusak, terus jalan ditempel-tempel doang," katanya.

Dalam pembahasan poin kedua, Bima menyinggung masalah pendidikan di Kota Lampung.

Baca juga: Gara-gara TikTok, Stevan Pasaribu Rasakan Dampak Lagunya Semakin Terkenal

Salah satunya adalah kecurangan dalam pendaftaran mahasiswa baru.

"Gue enggak bilang Lampung itu kekurangan orang pintar ya. Lampung itu banyak banget orang pintar. Menteri-menteri aja banyak dari Lampung, Erick Thohir, Sri Mulyani, ada Menteri Pertanian dari Lampung kalau enggak salah, gue lupa namanya," kata Bima.

"Cuma proses penyaringan peserta didik yang ada di Lampung itu sendiri, banyak banget kecurangan ya. Bahkan yang berkontribusi itu orang-orang yang bekerja di sektor pendidikan kayak dosen nitipin anaknya, rektor nitipin keponakannya, ini apa sih?" lanjutnya.

Selain itu kunci jawaban Ujian Nasional (UN) sering tersebar sebelum dimulai.

Semua kesalahan-kesalahan itu lumrah terjadi di Lampung.

Pada poin ketiga, Bima membahas tata kelola yang lemah di Lampung seperti korupsi, birokrasi tidak efisien, hukum tidak ditegakkan, dan suap-menyuap yang sudah mendarah daging.

Sementara di poin keempat atau terakhir, Bima menyinggung soal Lampung yang terlalu bergantung pada sektor pertanian.

"Tidak bisa dipungkiri, Lampung itu salah satu provinsi yang memproduksi banyak banget hasil pertanian kayak jagung, beras ketan, dan lain-lain. Dan kontribusinya bisa mencapai 40% lebih," kata Bima didukung data dari BI.

Menurut Bima, sektor pertanian terlalu rentan untuk dijadikan pegangan utama ekonomi Lampung.

Harga komoditas pertanian terlalu fluktuatif sehingga membuat masyarakat Lampung tak bisa meningkatkan taraf kehidupan ekonominya.

"Dan sektor ini tuh vulnerable (rentan) kayak fluktuatif gitu, enggak bisa stabil dan yang set harga kan yang di pusat juga gitu. Kadang-kadang anjlok, kadang-kadang naik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com