Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Psikolog tentang Fenomena Artis Curhat Masalah Keluarga di Media Sosial

Kompas.com - 09/08/2022, 09:52 WIB
Firda Janati,
Andi Muttya Keteng Pangerang

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena publik figur yang mulai blak-blakan membongkar masalah rumah tangganya ke media sosial atau ke ruang publik kini semakin banyak terjadi.

Lantas bagaimana psikolog menanggapi fenomena para artis curhat di media sosial? Apakah memiliki dampak negatif bagi keutuhan rumah tangga?

Berikut rangkumannya:

1. Peringatan hubungan tidak harmonis

Menurut psikolog Intan Erlita, kurangnya komunikasi antar anggota keluarga menjadi penyebab banyaknya artis curhat di media sosial.

Baca juga: Psikolog Miris Melihat Banyak Artis Curhat Masalah Keluarga di Media Sosial

Namun keputusan untuk meluapkan cerita pribadi ke ranah publik justru akan memberikan dampak negatif bagi keharmonisan keluarga.

"Ini sebenarnya semacam alarm bahwa di keluarganya itu komunikasi enggak berjalan baik dan ini bisa ber-impact pada keharmonisan rumah tangga atau keluarganya," kata Intan Erlita saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/8/2022).

2. Tidak punya waktu

Selain soal komunikasi, ada satu hal lain yang menyebabkan para figur publik lebih memilih curhat ke media sosial.

Baca juga: Fenomena Artis Umbar Masalah Keluarga ke Media Sosial, Psikolog: Ini Semacam Alarm

"Tidak ada waktu, sehingga salah satu pihak harus mencari perhatian," kata Intan Erlita.

Menurut Intan, siapa pun itu, baik kalangan artis atau bukan, yang mengumbar masalahnya ke media sosial hanya ingin suaranya didengar oleh keluarganya.

"Dengan harapan, ketika (masalah) sudah ter-up (di media sosial), orang yang bersangkutan memberikan attention-nya sama dia," tutur Intan Erlita.

3. Masalah tak berujung

Kendati demikian, bercerita mengenai masalah rumah tangga atau keluarga di media sosial menurut Intan bukanlah tindakan yang tepat.

Baca juga: Marak Artis Curhat di Media Sosial, Psikolog Ingatkan Bahaya yang Mengintai

Sebab, orang luar yang bukan termasuk keluarga, seperti misal netizen, bisa berpotensi semakin memperkeruh situasi yang menyebabkan masalah tak berujung.

"Begitu kehidupan pribadi dibuka, kita buka pintu buat orang lain mengatur kehidupan kita, apalagi komentar-komentar netizen yang bisa memecah belah ya," tutur Intan.

Dari sisi psikologis, komentar-komentar negatif netizen justru akan membuat pihak yang bermasalah semakin terpuruk.

Baca juga: Sinopsis Room Alone, Kisah Orang-Orang Kesepian di Era Media Sosial

"Harapannya mendapat empati, simpati, malah yang ada dapat hujatan. Artinya itu dapat memperkeruh situasi," tutur Intan.

4. Turunkan ego

Masalah rumah tangga banyak terjadi antar suami dan istri, kakak dan adik, atau ibu dan anak.

Intan sendiri lebih menyoroti lagi kasus hubungan yang kurang baik antara ibu dan anak dari salah seorang artis yang kini ramai dibicarakan.

Baca juga: Berkat Viral di Media Sosial, Bonge Akui Sudah Bisa Beli Motor

Ia menyarankan, pihak keluarga harus ikut membantu menyelesaikan masalah agar tidak ada pihak luar yang ikut campur.

Selain itu, dibutuhkan juga kesadaran diri dari kedua belah pihak agar masalah terselesaikan secara internal.

"Ini hubungan ibu dan anak, ibunya harus nurunin ego, anaknya juga harus begitu. Menurut aku kalau masing-masing tinggi egonya, enggak akan pernah ketemu," ucap Intan.

"Memang harus menurunkan ego masing-masing, agar menemukan titik tengah," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com