Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Denada Dampingi Anak Lawan Leukemia dan Kesulitan Finansial

Kompas.com - 18/07/2022, 08:12 WIB
Revi C. Rantung,
Kistyarini

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyanyi Denada Elizabeth Anggia Ayu Tambunan atau biasa dikenal Denada menceritakan perjuangan mendampingi anaknya, Aisha Aurum, melawan leukemia.

Diketahui anak Denada divonis mengidap leukemia atau kanker darah pada pertengahan 2018 lalu.

Dalam acara"Rosi" di Kompas TV, Denada menceritakan perjuangannya sampai dengan kesembuhan anaknya. Bahkan ada momen keterpurukan yang dia alami kala itu.

Kompas.com merangkumnya sebagai berikut.

1. Reaksi saat tahu anak idap leukemia

Setelah diagnosis awal bahwa putrinya mengidap leukemia, Dena memutuskan membawa Aisha ke Singapura untuk menjalani serangkaian tes demi memastikan kondisi sang putri.

Baca juga: Saat Tahu Anaknya Idap Leukemia, Denada: Kayak Dipukul Berkali-kali

“Mungkin secara mental walaupun aku ada harapan bahwa dokter ini salah, tapi secara mental aku tahu karena proses untuk sampai itu diagnosa tegak akhirnya keluar dari dokter di Singapura, ada prosesnya juga,” kata Denada dikutip Kompas.com, Minggu (17/7/2022).

Saat anaknya divonis mengidap leukemia, Denada merasa seperti dipukul berkali-kali.

“Kami baru sampai Singapura terus landing, kita carilah kliniknya mana. Jalan-jalan, tiba-tiba aku sampai ke floor kliniknya dan aku baca, ada resepsionisnya dan aku baca di belakangnya ada tulisan Viva University Children Cancer Clinic dan aku lihat itu kayak aku kepukul lagi,” tutur Denada.

“Wah aku ke klinik ini dan aku bawa anakku ke sini. Terus duduk ketemu dokter, cerita, itu prosesnya panjang,” tambah Denada sembari menahan tangis.

Baca juga: Tangis Bahagia Denada Saksikan Perjuangan Aisha Selesaikan Kemoterapi Kanker Darah

2. Sempat punya tabungan Rp 200.000

Denada mengalami proses jatuh bangun selama mendampingi putrinya menjalani pengobatan. Denada mengaku pernah hanya menyisakan uang tabungan Rp 200.000.

Sementara ia harus membayar pengobatan anak serta biayanya menetap di Singapura. Ditambah lagi dengan adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan dia kehilangan pekerjaan di dunia hiburan.

“Benar (uang di ATM tinggal Rp 200.000) dan itu enggak cuma sekali,” ucap Denada.

“Kayak, ya aku enggak bilang wajar sih, cuma ya keadaan pada saat itu selama dua tahun aku enggak bisa bekerja sama sekali,” tambah Denada.

Baca juga: Sempat Terpuruk, Denada Sebut Saldo di Tabungan Sisa Rp 200.000

3. Jadi instruktur zumba

Denada mencoba tetap bertahan dan mencari pekerjaan.

Sampai akhirnya dia merasa terbantu saat mendapatkan pekerjaan sebagai instruktur zumba.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com