JAKARTA, KOMPAS.com - Lagu "Hati-hati di Jalan" yang dinyanyikan Tulus sedang menjadi trending di kalangan warganet dan pendengar musik Indonesia.
Lagu ini masuk dalam album Manusia yang dirilis pada 3 Maret lalu.
"Hati-hati di Jalan" belum memiliki video musik resmi. Baru sebatas video lirik.
Suara alat musik flugelhorn yang mirip trompet, drum, piano, dan bass mendominasi di musiknya.
Baca juga: Inspirasi dan Pesan di Balik Album Terbaru Tulus, Manusia
Dari liriknya, terdengar banyak pilihan kata atau diksi yang elegan.
Beberapa di antaranya kata yang mungkin jarang Anda dengar atau bahkan gunakan sehari-hari.
Misalnya, "Kukira kita asam dan garam. Dan kita bertemu di belanga".
Menurut KBBI belanga berarti kuali besar dari tanah untuk menyayur, merebus sayur-sayuran, dan sebagainya.
Baca juga: Satu Dekade Berkarier, Tulus: Saya Ingin Bikin Karya Rasa Baru, tetapi Tidak Asing
Kata asam dan garam sebelumnya mungkin bisa ditafsirkan sebagai dua bahan yang melebur menjadi satu dalam belanga. Bak dua insan berubah menjadi satu kesatuan.
Tetapi seperti yang dilantunkan Tulus, dua insan itu kenyataannya tak menjadi mudah.
Lalu di bagian kedua, "Redam kini sudah, pijar istimewa".
Sekilas lirik ini menyatakan api-api cinta yang tak lagi ada.
Baca juga: Cerita Tulus di Balik Lagu-lagunya yang Mengena di Hati
Berikutnya, "Semoga rindu ini menghilang. Konon katanya waktu sembuhkan", tampak seperti seseorang yang sedang berjuang melawan rindu.
Dalam tiga hari penayangan video lirik ini sudah mendapat 1,6 juta penayangan dan 112 ribu like.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.