Billy Christian Akui Sempat Bingung Pilih Sosok Hantu untuk Grandmas's Kiss

JAKARTA, KOMPAS.com - Billy Christian didapuk mewakili Indonesia menjadi sutradara Folklore Season 2 lewat produksi Grandma’s Kiss.

Grandma's Kiss merupakan drama horor tentang sosok supranatural yang disebut palasik,

Drama seri ini dibintangi Lydia Kandou, Inggrid Widjanarko, Ken Zuraida, dan Alexandra Gottardo.

Billy mengakui awalnya ia bingung memilih karakter hantu untuk dijadikan ikon dalam Grandma’s Kiss ini.

“Begitu ini project nasional dari beberapa negara, aduh hantu yang mana ya yang dikasih spotlight,” kata Billy dalam press conference virtual, Senin (6/12/2021).

Baca juga: Lebih Mencekam, Folklore Season 2 Tayang Tiap Minggu di HBO

“Sempat kepikiran genderuwo, kuntilanak, sempat kepikiran lain. Tapi ibu ku juga dari Sumatera Barat kan, yau dah pilih palasik. Dari Padang bukan palakis aja, ada leak,” lanjut Billy.

Palasik adalah orang yang sedang mendalami ilmu hitam. Biasanya orang-orang ini juga memiliki ilmu gaib tingkat tinggi. Penampakan palasik ini seperti kepala tanpa badan yang melayang.

Ternyata pemilihan palasik juga disetujui oleh HBO dan Eric Khoo selalu produser Folklore musim kedua.

“Aku ambil Palasik karena secara visual, menurut Eric Khoo (produser Folklore musim kedua) dan HBO mereka ketakutan, ada ya makhluk kayak begini. Aku jelasin palasik itu ilmu hitam, di Indonesia itu sangat biasa dan orang-orang percaya dengan ini,” kata Billy.

Billy mengakui ada tantangan tersendiri untuk menjelaskan melalui visual tentang palasik ke penonton.

“Menjadi tangangan untuk menjelaskan konsep palasik ke mereka di luar sana. Dan aku riset, aku punya teman-teman dukun, supranatural,” ucap Billy.

“Aku langsung tanya ke mereka emang palasik seperti apa. Aku enggak pernah melihat makanya aku tanya seperti apa ke mereka, tentang palasik, tentang supranatural, tentang ilmu hitam, seperti itu. Jadi melakukan riset juga,” tutur Billy.

Film ini menceritakan seorang wanita tua bernama Marni (Lydia Kandou) yang dikirim anaknya ke panti jompo oleh anaknya.

Sejak itu, Marni merasa diabaikan dan merindukan kehidupan lamanya.

Ia menduga teman sekamarnya Ningsih (Ken Zuraida) menjadi sosok supranatural, palasik, yang menghantui rumah dan dapat membuat keinginan apapun menjadi kenyataan bila tertangkap.

Akankah Marni menggunakan sang palasik untuk mendapatkan keinginannya kembali pada kehidupan lama?