Bahkan ketika diajak ikut casting oleh sutradara film Si Doel Anak Betawi, Sjuman Djaya, Rano Karno mengaku masih bingung karena usianya juga masih belia.
"Saya dulu belum tahu juga casting itu apaan sih. Banyak anak-anak yang ikut masih kecil, ya umur 9 tahun. Tiba-tiba saya terpilih jadi si Doel," ucapnya.
Namun, meski gembira perankan Doel, Rano rupanya sempat protes dengan jalan cerita kehidupan Doel dalam novel dan film.
Aktor yang kini berusia 61 tahun itu rupanya tak ingin karakter Doel dikisahkan hanya sampai sekolah dasar.
Baca juga: Rano Karno Kaget Adam Stardust Sempat Dideportasi
"Saya mau si Doel sampai SMA, kuliah," kata Rano Karno.
"Jadi tukang insinyur," ucap Sule yang kemudian dibenarkan oleh Rano Karno.
Dari situ, Rano terinspirasi untuk membuat cerita Doel yang mengambil pendidikan sampai sarjana dalam versi sinetron Si Doel Anak Sekolah.
"Si Doel Anak Sekolahan itu bukan bagian dari pengarang Aman Datuk Madjoindo. Tapi adalah obsesi saya pribadi terhadap novel itu," ucapnya.
Sinetron Si Doel Anak Sekolahan menjadi salah satu sinetron legendaris Indonesia pada era 90-an.
Perjuangan Rano Karno belum berhenti, ia juga harus menjajakan sinetron tersebut ke berbagai stasiun televisi agar dapat diputar di layar kaca.
Sayangnya, Rano Karno harus menunggu selama berminggu-minggu berharap adanya kepastian dari stasiun televisi yang mau menerima sinetron Si Doel Anak Sekolahan.
Berkali-kali ditolak stasiun televisi, Rano mencoba ke stasiun televisi terakhir yang menjadi harapannya dan yakin bakal diterima.
"Itu yakin saya (diterima) karena apa? Karena kasihan lihat saya datang mulu," tutur Rano Karno.
Benar dugaan Rano Karno, sinetron Si Doel Anak Sekolahan diterima meski harus tayang pada bulan puasa yang jarang peminatnya.
"Mereka bilang 'Mas, pokoknya nanti pas bulan puasa (tayangnya)' 'Enggak apa-apa yang penting diputar', serius, jadi begitu diputar (populer)," tutur Rano Karno.