Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Indro Warkop Bercita-cita Masuk Akabri tetapi Beralih Jadi Komedian

Kompas.com - 24/10/2021, 07:55 WIB
Cynthia Lova,
Kistyarini

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komedian Indro Warkop menjadi bintang tamu di kanal YouTube Helmy Yahya Bicara.

Berbincang dengan Helmy Yahya, Indro Warkop menceritakan tentang cita-citanya sejak kecil hingga akhirnya mundur dan beralih untuk menjadi komedian.

Kompas.com merangkum cerita Indro Warkop sebagai berikut:

Cita-cita masuk Akabri

Sejak SMA, Indro Warkop berkeinginan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri).

Baca juga: Jika Dulu Masuk Akabri, Indro Warkop: Jenderal Dapat Lah Gue

Tanpa sepengetahuan orangtuanya, Indro mengikuti seleksi masuk Akabri, bahkan bisa lolos hingga beberapa tahap.

Saat itu dia sangat yakin bisa diterima dan kariernya bisa cemerlang saat menjadi anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI - kini Tentara Nasional Indonesia/TNI).

Mundur

Sayangnya sebelum dia menyelesaikan seleksi masuk Akabri, Indro ketahuan ibunya.  Indro pun diminta untuk pulang.

Baca juga: Indro Warkop Batal Masuk Akabri karena Tak Mau Khianati Ibunya

Akhirnya dia memupus keinginannya menjadi tentara karena sangat menyayangi ibunya.

"Ya kan emang gue sudah di situ (Warkop). Kemudian enggak lama, itu kan tahun 76, ya sudahlah aku kuliah. Titik balikku gue pengin sebagian besar hidup gue sama mami gue," ujar Indro, dikutip dari kanal YouTube Helmy Yahya Bicara, Sabtu (23/10/2021).

Ia menuturkan, saat itu tersadar keinginannya masuk Akabri seperti mengkhianati ibunya.

Tak boleh masuk Akabri

Saat remaja Indro sudah diperingatkan ibunya agar tidak masuk Akabri, sesuai pesan ayahnya, Inspektur Jenderal Moehammad Oemargatap.

Ayah Indro adalah perwira tinggi kepolisian Indonesia. Dia pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pengawasan Keamanan Negara (DPKN) yang kini menjadi Intelijen Keamanan (Intelkam) Polri.

Baca juga: Ayahnya Mantan Kepala Intelijen, Indro Warkop Sejak Awal Diwanti-wanti Tak Ikut Jejak

Pesan itu ditulis ayah Indro pada 1968 dalam buku harian berisi cerita kesehariannya sebagai intel. Buku harian itu kemudian dibaca oleh ibu Indro.

"Salah satunya pakai bahasa Belanda dan campuran Jawa, kira-kira, 'Gue tahu benar Indro itu insting militernya kuat walaupun dia masih kecil. Jangan kasih dia masuk Korskopi. Jangan kasih dia seperti gue karena gue enggak mau dia tergilas apalagi terbawa arus'," tutur Indro.

Kuliah dan jadi komedian

Mengikuti permintaan orangtuanya, Indro pun pindah haluan. Dia berkuliah di jurusan Ekonomi di Universitas Pancasila.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com