Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demam BTS Meal di Indonesia Jadi Pemberitaan di Mancanegara

Kompas.com - 11/06/2021, 16:15 WIB
Ady Prawira Riandi,
Andika Aditia

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Demam paket BTS Meal di Indonesia seketika menjadi topik pemberitaan di beberapa negara luar.

The Indian Express memberitakan kehebohan BTS Meal di Indonesia yang memaksa tim kepolisian menutup sejumlah gerai McD karena dikhawatirkan menimbulkan keramaian.

Seperti diketahui, lebih dari 30 gerai McD sudah ditutup karena jumlah pembeli paket BTS Meal membludak sejak hari pertama.

UPI dan HYPEBEAST juga memberitakan penutupan McDonald's karena tingginya antusias ARMY untuk mencicipi paket yang biasa dimakan sang idola.

Baca juga: Pamer Keberhasilan Dapat BTS Meal untuk Anak Bungsu, Erick Thohir: Sampai Keringetan

Indonesia menjadi perhatian dunia lantaran jumlah kasus aktif Covid-19 masih tinggi.

Kerumunan yang terjadi akibat pemesanan BTS Meal ditakutkan menjadi peluang pertumbuhan angka pasien aktif Covid-19.

Polda Metro Jaya sebelumnya sudah meminta manajemen McD untuk memberhentikan sementara penjualan paket BTS Meal.

Permintaan dari Polda demi mengurangi kerumunan ini langsung direspons pihak McD dengan menghilangkan BTS Meal dari aplikasi penjualan onlinenya.

Baca juga: Karena BTS Meal, ARMY Galang Dana Tes Swab Gratis untuk Ojek Online

"Kami mengusulkan kemarin, supaya aplikasi yang BTS Meal itu dihilangkan dulu atau ditutup sementara, jangan sampai terjadi kerumunan seperti ini," kata Yusri Yunus, Kabid Humas Polda Metro Jaya.

Sementara untuk pelanggaran pidana akibat menimbulkan kerumunan, Yusri menegaskan pihak kepolisian tak akan terburu-buru mengambil keputusan.

Polda Metro Jaya bersama TNI dan Satpol PP mengutamakan langkah preventif atau pencegahan berkait insiden kerumunan yang terjadi di sejumlah gerai McD.

Baca juga: Efek BTS Meal McDonald’s, Pemesanan via Go-Food di Jabodetabek Sebagian Tutup Sementara

"Kita klarifikasi dulu, preventif dulu. Nanti kita sambil lihat hasilnya. Klarifikasi kan masih kita ambil keterangan dulu dan mereka mengakui minta maaf," tegas Yusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com