Cinta Laura Ungkap Beda Negara Luar dengan Indonesia Saat Tangani Isu Kekerasan Seksual

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa tahun belakangan, usai kembali dari Amerika, artis dan penyanyi Cinta Laura Khiel memang fokus terhadap isu kekerasan seksual di Indonesia.

Cinta Laura menyebut, terdapat perbedaan yang signifikan antara negara dunia pertama, seperti Amerika dan Indonesia soal penanganan isu tersebut.

"Di negara maju, hukum memang tidak sepenuhnya sempurna. Tetapi ketika kamu jadi korban, pemerintah akan menyediakan pengacara, jadi bantuan hukum gratis," ujar Cinta dikutip lewat kanal YouTube THE POWDER ROOM TALK, Selasa (13/4/2021).

"Pekerja sosial akan datang membantumu memulihkan diri secara fisik dan psikis," kata Cinta Laura melanjutkan.

Sedangkan, di Indonesia, Cinta Laura mengungkap bahwa korban masih termakan stigma sosial soal perempuan.

Baca juga: Cinta Laura Ungkap Alasan Balik ke Indonesia Setelah 8 Tahun Berkarier di Amerika

"Meski mereka (pekerja sosial itu) juga ada di Indonesia, tapi sepertinya hanya sepuluh persen korban yang melaporkan. Dan dari sepuluh, mungkin hanya satu persen yang mencari cara lewat pengadilan," tutur Cinta.

Hal tersebut akhirnya mendorong pemeran sinetron Cinderella ini untuk memerangi isu kekerasan seksual di Tanah Air.

"Aku pikir, meski ada banyak aktivis hebat di negeri ini kita tetap tidak boleh jadi korban kekerasan seksual itu sendiri," tutur Cinta.

Sebelumnya, Cinta Laura dinobatkan sebagai Duta Antikekerasan Terhadap Perempuan dan Anak oleh Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak.

Lewat peran barunya ini, Cinta Laura bertugas memberikan dukungan dan wawasan kepada perempuan dan anak, agar terhindar dari berbagai bentuk kekerasan.

Pelantun "Cinta atau Uang" ini diketahui pernah mengalami kekerasan dan dapat bangkit melawan hal tersebut hingga saat ini.

Baca juga: Agnez Mo, Cinta Laura, dan Raisa Masuk Forbes Asias 100 Digital Stars