Uang hasil dagang kopi, kebanyakan dipakai Jarwo untuk hal-hal tidak bermanfaat.
Butet menyebutnya untuk hal-hal maksiat.
"Buat minum, judi, buat main. Bayangannya besok dapat uang lagi, besok dapat uang lagi," kata Jarwo terkekeh.
Dengan demikian, Jarwo menolak penutupan lokalisasi Dolly.
Demi menolak penutupan lokalisasi, Jarwo bersama para pekerja setempat serta pekerja seks komersial (PSK) sempat membentuk Front Pembela Lokalisasi (FPL).
Dalam kesempatan itu, Jarwo menunjukkan barang-barang bersejarahnya ketika melawan aparat menolak penutupan Gang Dolly, seperti kaos FPL hingga sirine peringatan.
Namun, seiring berjalannya waktu, Jarwo dan warga lainnya menemukan jalan hidup baru pascapenutupan Gang Dolly.
Dulu bermusuhan, kini berkawan dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Jarwo kini menjalani bisnis baru dengan memproduksi dan berjualan tempe.
Ia juga diberikan mesin giling tempe oleh Pemkot Surabaya.
"Dulu maksiat sekarang bermanfaat," ujar Jarwo.
Sisi lain dari Bang Jarwo dan para pahlawan Gang Dolly yang melegenda ini, bisa disaksikan lengkap di Blusukan Butet Kartaredjasa episode "Para Pahlawan dari Gang Dolly".
Anda bisa menyaksikannya di Blusukan Butet Kartaredjasa yang tayang di Mola TV, melalui paket Corona Care Mola TV.
Dalam program ini, Mola TV mengajak masyarakat peduli melalui Corona Care, sebuah program yang bertujuan membantu pemerintah melawan wabah Covid-19 di Indonesia.
Program ini dapat disaksikan dengan memberikan sumbangan beragam, mulai dari Rp 0 hingga Rp 5.000.000.
Nantinya setiap sumbangan tersebut akan digandakan Mola TV dan disalurkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk membantu perjuangan melawan wabah virus corona.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.