Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tompi Bicara Corona: Tolong Jangan Mudik dan Saran untuk Ojek Online

Kompas.com - 08/04/2020, 10:11 WIB
Melvina Tionardus,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyanyi sekaligus dokter Tompi memperhatikan betul bagaimana perkembangan wabah virus corona di dalam negeri.

Tompi pun memiliki beberapa pendapat yang disampaikannya dalam obrolan bersama Helmi Yahya dalam video YouTube berjudul "Maksa Mudik Lebaran Bisa Menjadi Bencana Besar", Selasa (7/4/2020).

Tolong, jangan mudik

Menurut Tompi, melarang mudik untuk merayakan Lebaran di kampung halaman bukan sesuatu yang mudah dengan segala karakter masyarakat Indonesia.

Baca juga: Tompi: Daripada Menggerutu soal Corona, Lebih Baik Bahu-Membahu

"Tapi tolonglah saudara-saudara kita di luar sana, mau tidak mau mungkin saat ini kita harus mengalah. Tidak mudik adalah pilihan paling bijaksana saat ini," Tompi mengingatkan.

Ia sangat khawatir jika masyarakat masih tetap mudik, penyebaran virus tersebut semakin tidak terkontrol.

Terlebih, jumlah rumah sakit, ranjang perawatan, ruang ICU dan tenaga medis masih kekurangan di sejumlah daerah Indonesia.

Baca juga: Ambil Hikmah dari Pandemi Corona, Iwan Fals: Kesempatan Komunikasi dengan Keluarga

Daripada menggerutu, lebih baik bahu-membahu

Menurutnya, semua masyarakat harus berperan aktif meskipun tidak membantu secara langsung.

"Daripada kita menggerutu, lebih baik kita bahu membahu untuk berbuat sesuatu. Sudah ngebantu kagak, jangan ngerecokin," kata Tompi.

Pasalnya, ia masih sering menemukan warganet yang mengumpat di media sosial Twitter atas penanganan corona ini.

"Ada sekelompok teman-teman yang mungkin kasar. Saya pribadi enggak nyaman. Mengumpat. Please lah pada dasarnya mana ada yang rela ngatur kerja membunuh warganya sendiri gitu," ucap Tompi.

"Membantu tidak, marilah saling bahu membahu," tutur Tompi.

Ilustrasi virus corona, penularan virus corona di transportasi umumShutterstock Ilustrasi virus corona, penularan virus corona di transportasi umum

Pemerintah kurang cepat eksekusi

Tompi mengapresiasi langkah pemerintah yang meminta masyarakat melakukan social distancing atau di rumah saja guna mencegah penyebaran virus corona.

Hanya saja, Tompi memiliki ide seharusnya pemerintah bisa memanfaatkan pendataan kelompok warga saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 silam untuk mendistribusikan makanan.

Baca juga: Apresiasi Langkah Pemerintah Atasi Corona, Tompi: Eksekusinya Masih Kurang Cepat

"Nah TPS (Tempat Pemungutan Suara) ini kan sudah terdata tuh, kenapa enggak itu diaktifkan tapi pengelolanya mungkin cuma dua tiga orang yang memang sudah ditunjuk. Nah mereka yang membantu untuk menyiapkan makanan, untuk mendistribusikan," ujar Tompi.

Di sisi lain, Tompi mengerti bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan bawahannya di pemerintahan untuk memangkas sejumlah biaya dan dialihkan untuk membantu masyarakat kecil.

"Idenya sudah ada tapi eksekusinya masih kurang cepat. Jadi, tinggal kita bantu pecut saja nih. Pecut dalam arti masyarakat mendorong dong," ujar Tompi.

Baca juga: Tompi Berbagi Tips bagi Pengemudi Ojol di Tengah Wabah Covid-19

Tips untuk pengemudi ojek online

Meskipun social distancing, pengemudi ojek mungkin harus tetap bekerja mencari nafkah. Di sisi lain, pemesanan makanan meningkat.

Kata Tompi, pengemudi ojek online perlu menggunakan sarung tangan plastik baru setiap mengambil makanan yang dipesan karena mereka selalu berhadapan dengan orang yang tidak diketahui apakah sudah tertular corona.

"Plastik es batu gitu, masukin tangannya, pegang (bungkusan) taruh di belakang boks khusus, tutup. Udah buang plastiknya, naik motor," ucap Tompi.

"Plastik kan enggak mahal, memang jadi nyampah ya. Cuma ini cara yang paling mudah untuk saat ini. Pakai lagi plastik, ambil serahkan ke pelanggan. Nah yang terima mungkin disemprot-semprot dulu terserah," tutur Tompi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com