Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Guru Sebut Dante Masih Tidak Percaya Diri Saat Praktik Berenang

Hal itu diungkap Wani Siregar usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi atas kematian Dante di Polda Metro Jaya pada Rabu (21/2/2024).

"Iya, Alhamdulillah saya tadi sudah menjelaskan semua ke penyidik dan saya sudah jelasin juga kan ke teman-teman media, jadi ya enggak ada berubah (pertanyaan saya)," ujar Wani Siregar di Polda Metro Jaya, Rabu.

"Sama kayak kemarin, ya kami sih sebaiknya kalau itu tentang Dante bahwa dia belum percaya diri (untuk berenang)," lanjut Wani.

Wani mengatakan, ketika saat kegiatan berenang dari sekolah, Dante seperti takut untuk berenang ketika tanpa pendampingan orangtuanya.

"Kita fasilitasi saja, anak seumuran Dante itu pasti saat mau berenang dan itu bukan sama orangtuanya pasti ngerasa cemas," ucap Wani.

"Jadi saya enggak bisa bicara spesifik Dante takut atau gimana, tapi normal saja reaksinya seperti anak-anak di awal-awal ketika berenang. Tidak sama orangtua yang mendampingi ketika berenang," lanjut Wani.

Meski awalnya tidak percaya diri, Wani menyebut bahwa Dante punya progres membaik dalam praktik renangnya di sekolah.

"Semua proses, dari awal kita ajarin juga. Dari awal (tidak percaya diri) tapi berproses," kata Wani.

Namun, pada awal tahun 2024 belakangan ini, Wani menyebut bahwa Dante memang beberapa kali tidak masuk bertepatan pada momen praktik renang dari sekolah.

Dante tidak masuk dengan alasan sakit atau pergi.

"Akhir-akhir ni awal tahun ajaran bertepatan dengan schedule berenang dia jarang masuk. Biasanya kalau enggak lagi pergi ya sakit," tutur Wani.

Terkait Dante yang merasa takut ketika berenang pun pernah diungkapkan oleh ayah kandung korban, DJ Angger Dimas.

Angger Dimas menuturkan bahwa anaknya memang tidak bisa renang. Dimas mengaku berani mempertanggungjawabkan pernyataannya tersebut.

Saat berenang bersama, ia mengaku melihat anaknya Dante hanya berenang di kolam jacuzzi kecil, bukan di kolam renang dalam, karena memang putranya itu tidak bisa berenang.

“Zaman (Tamara) nikah sama saya pun, terakhir (Dante) berenang itu di salah satu hotel di Jakarta dan itu juga di (kolam) jacuzzi yang kecil. Karena dia tuh lihat air tuh kayak, 'aduh!' (ekspresi takut) gitu,” ucap Angger Dimas.

Berbeda dari Angger Dimas, Tamara menyebut bahwa anaknya sudah bisa renang.

Sebagai informasi, kekasih Tamara Tyasmara, Yudha Arfandi (33) membenamkan Dante sebanyak 12 kali di dalam kolam sedalam 1,5 meter.

Pelaku menenggelamkan Dante dengan memegang pinggang memakai kedua tangannya.

Setiap kali korban hendak menggapai tepi kolam, tersangka menarik badan maupun kaki dari korban untuk terus berenang.

Akibat kejadian ini, sisa makanan dan buih keluar dari hidung serta mulut korban.

Dokter menyatakan, Dante meninggal kehabisan oksigen karena tenggelam.

Kini, tersangka telah ditahan di Mapolda Metro Jaya.

Yudha dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 76 c juncto Pasal 80 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan atau Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana, dan atau Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan, dan atau Pasal 359 KUHP tentang Kelalaian yang Menyebabkan Kematian.

https://www.kompas.com/hype/read/2024/02/21/204439666/guru-sebut-dante-masih-tidak-percaya-diri-saat-praktik-berenang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke