Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Review Petualangan Sherina 2: Nostalgia dengan Ruang Berbeda

Tak dipungkiri, setelah tujuh hari sejak penayangannya di bioskop, Petualangan Sherina 2 sudah meraup 1 juta penonton. Angka tersebut masih bisa terus bertambah mengingat waktu penayangan di bioskop masih akan berlangsung sampai setidaknya tiga minggu ke depan.

Setelah melihat Petualangan Sherina 2, film garapan sutradara Riri Riza dan produser Mira Lesmana ini sungguh menyuguhkan hal yang jauh di luar dugaan penonton.

Setelah penantian selama 23 tahun, banyak penonton mengira Petualangan Sherina 2 akan berkutat dengan nostalgia dari Petualangan Sherina pertama yang dirilis pada tahun 2000.

Nyatanya, seperti idiom time flies (waktu berlalu), Petualangan Sherina 2 juga hadir dengan gambaran yang tak jauh berbeda.

Kini, Sherina (Sherina Munaf) dan Sadam (Derby Romero) sudah melaju ke masa depan dengan tampilan yang dewasa.

Penonton yang merasakan Petualangan Sherina pertama diajak untuk melaju melewati poros waktu seperti idiom time flies.

Sherina menjadi seorang jurnalis televisi, sementara Sadam menjadi kepala lembaga konservasi orangutan di Kalimantan.

Sekilas terasa jauh berbeda kehidupan mereka, tetapi di sinilah alur keduanya kembali bertemu dan mengulangi nostalgia petualangan mereka.

Menjadikan petualangan sebagai inti cerita membuat penonton kembali bernostalgia tanpa harus melakukan kilas balik perjalanan keduanya.

Sherina dengan sikap teguhnya yang sedikit egois dan Sadam yang menjadi pendengar sekaligus pengimbang menjadi pertautan konflik karakter yang mengasyikkan untuk ditonton.

Sajian drama musikal, komedi, dan petualangan berpadu menjadi sebuah suguhan yang enak dalam balutan nostalgia di Petualangan Sherina 2.

Yang menarik adalah bagaimana peran seorang Jujur Prananto sebagai penulis alur ceritanya dalam Petualangan Sherina 2 yang juga penulis cerita pada Petualangan Sherina pertama.

Jujur Prananto mampu merunut benang merah tanpa harus banyak mengulangi cerita dari sekuel pertamanya.

Setidaknya dialog yang mengkilas balik kenangan Sherina dan Sadam pada Petualangan Sherina 2 dari sekuel pertamanya tidak sampai lebih dari lima dialog.

Sherina dan Sadam lebih banyak berkutat seputar kenangan mereka melalui benda dan makanan yang mengiringi tumbuh kembang mereka, misalnya tas yang dipakai Sherina pada sekuel pertama serta makanan kesukaan Sherina sedari kanak-kanak.

Tak lupa, karakter Aryo yang diperankan Ardit Erwandha sebagai kameramen mampu menjadi oase sekaligus pemantik Sherina dan Sadam bernostalgia, meskipun Ardit adalah orang yang tak ada di dalam cerita Petualangan Sherina pertama.

Pertalian alur cerita dan konflik ini menjadi ramuan yang pas untuk membuat penonton bernostalgia dengan ruang berbeda.

Dari sini, secara keseluruhan Petualangan Sherina 2 mampu menghidupkan idiom time flies but memories stay (waktu berlalu tapi kenangan akan tetap ada).

https://www.kompas.com/hype/read/2023/10/05/152804366/review-petualangan-sherina-2-nostalgia-dengan-ruang-berbeda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke