Mengisahkan perjalanan cinta putri duyung Ariel dan Prince Eric yang terhalang perbedaan alam kehidupan, The Little Mermaid berdurasi dua jam 15 menit.
Permulaan The Little Mermaid tidak bertele-tele dan tak memakan waktu lama untuk langsung menuju inti kisahnya.
Animasi ombak lautan di kala badai menerjang cukup menakjubkan, di luar satu adegan kecil yang terlihat tidak mulus.
Untuk efek visual dan CGI bawah laut di The Little Mermaid tak perlu diragukan lagi.
Perpaduan warna biru air laut dan hewan-hewan penghuninya yang berwarna-warni menampilkan visual yang indah.
Sementara itu, wujud Ariel yang diperankan oleh Halle Bailey mematahkan anggapan negatif kebanyakan pencinta film saat trailer-nya dirilis pada akhir April lalu.
Kulit Halle Bailey yang berwarna coklat menyatu sempurna dengan nada warna CGI dan efek visual ekor duyungnya dan panorma bawah laut.
Namun justru tubuh enam kakak Ariel kurang berpadu dengan baik dengan efek animasi dan CGI. Warna mereka terlalu kontras dengan warna area bawah laut.
Adapun keberadaan tiga teman Ariel yakni Sebastian, Scuttle, dan Flounder selalu memicu gelak tawa dengan aksi-aksi kocak mereka.
Tidak hanya manisnya interaksi Ariel dengan Prince Eric, adegan-adegan saat badai di lautan lepas juga membuat perasaan mencekam ketika menyaksikannya.
Ending atau akhir ceritanya sama seperti kisah klasik dengan judul sama yang diluncurkan pada 1989.
Secata keseluruhan, film ini seru untuk disaksikan.
https://www.kompas.com/hype/read/2023/05/23/212717866/review-film-the-little-mermaid-ariel-mempesona-di-kehidupan-bawah-laut-yang