Prinsip itu adalah boleh mengejar cita-cita, tetapi tetap mengutamakan sekolah.
Andien tidak mewajibkan buah hatinya mengikuti kehendaknya dalam urusan pilihan masa depan.
"Kebetulan aku punya orangtua yang benar-benar mereka punya harapan, tapi juga menitikberatkan ke anaknya kira-kira penginnya apa, enggak mau juga anaknya jadi tertekan di bawah orangtua," kata Andien saat ditemui di Kampung Pemulung Joglo, Jakarta Barat, Kamis (6/4/2023).
Anak pertama Andien, Kawa, yang berusia 6 tahun belum mulai menempuh pendidikan sekolah dasar.
Andien menyadari bahwa kesukaan dan karakter dua anaknya berbeda jauh.
"Aku berusaha memahami keduanya dan ketika belajar juga enggak harus strict semuanya dikerjain pukul rata, tapi kita santai tapi serius. Tapi sesuai dengan karakter mereka belajarnya," ucap Andien.
Adapun, Andien mengaku ia dahulu sangat ambisius semasa sekolah.
Memulai karier di usia SMP sambil tetap sekolah pun bukan sesuatu yang mudah untuk Andien.
Tetapi Andien bersyukur ia bisa lulus kuliah tepat waktu dengan IPK yang baik.
"Jadi masa-masa sekolahku aku merasa sekolah itu bukan hanya tentang ilmu yang diajarin tapi tentang kayak wawasan kita," tutur Andien.
"Jadi kalau kita ngomongin matematika itu bukan lagi jago ngitung, enggak sih, lu tapi adalah tentang seberapa jalan nalarnya, kira-kira begitu," sambung Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia itu.
https://www.kompas.com/hype/read/2023/04/07/193508266/andien-aisyah-tidak-mau-anak-tertekan-di-bawah-orangtua