Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Film yang Tayang di Online Screening Jakarta Independent Film Festival

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta Independent Film Festival ( JIFF) merupakan ajang festival film internasional yang diselenggarakan di Jakarta sejak tahun 2020.

Tahun ini, JIFF edisi ketiga hadir dalam format daring yang akan dilangsungkan pada 2 sampai 6 November mendatang.

Selain film dari Indonesia, akan ada juga film dari beberapa negara seperti Amerika Serikat, Australia, Perancis, Korea Selatan, hingga Polandia, yang hadir di JIFF tahun ini.

Berikut ini merupakan beberapa film yang akan ditayangkan dalam online screening Jakarta Independent Film Festival.

1. Black Sands (Islandia)

Pertama ada film asal Islandia berjudul Black Sands yang berdurasi 50 menit.

Black Sands merupakan film feature yang disutradarai oleh Baldvin Z serta dibintangi Aldís Amah Hamilton dan beberapa aktor lainnya.

Film ini menceritakan tentang sosok mayat tergeletak di pasir hitam yang awalnya polisi kira adalah sebuah kecelakaan.

Polisi wanita Anita, yang telah kembali ke rumah dari Reykjavik, adalah satu-satunya yang mencium bau “tikus”. Kasus ini memaksanya untuk menghadapi masa lalunya sendiri.

2. Kreisleriana (Jerman)

Kreisleriana adalah film pendek asal Jerman yang disutradarai oleh Simon Kluth dengan durasi enam menit.

Kisahnya mengikuti seorang pengusaha muda bernama Hanna dan seorang aktor tua bernama Johnny.

Mereka berdua dihadapkan pada diskriminasi gender dan usia karena fenomena dunia yang didorong oleh kinerja dan kompetisi.

Tetapi alih-alih tunduk pada permainan, mereka melawannya dan membuat aturan mereka sendiri.

3. Queer My Friends (Korea Selatan)

Selanjutnya hadir film Korea Selatan garapan sutradara Ah-hyun Seo yang berjudul Queer My Friends.

Film berdurasi 82 menit ini menggambarkan bab yang sangat penting dari kehidupan Kang-won: dia keluar sebagai gay dan perubahan yang dia lalui dari mata sahabatnya Ah-hyun.

Film ini juga kisahkan bagaimana keduanya dari latar belakang yang berbeda tumbuh bersama dengan mempertanyakan, mengeksplorasi, hingga saling bertarung.

Sementara Kang-won berjuang untuk merangkul seksualitas, kebangsaan, dan identitasnya, Ah-hyun bertanya pada dirinya sendiri apa artinya menemukan diri sendiri dan menerima orang lain apa adanya.

4. End of the Tunnel (Indonesia)

Dari tanah air, ada film dokumenter berjudul End of the Tunnel yang digarap oleh sutradara Garry Christian.

Film ini mengikuti kehidupan sehari-hari dari tiga individu tunanetra (Abdul Karim, Dody Iskandar, dan Taufik Zulfikri) dan hubungan mereka, dedikasi, serta kecintaannya terhadap film.

Mereka ingin menyampaikan dan memvalidasi sinema, sebagai media inklusif yang melampaui gambar-gambar yang ditampilkan di layar sebuah film, dan dapat dinikmati oleh semua orang.

5. Opera Jalanan (Indonesia)

Kemudian ada Opera Jalanan, film dokumenter Indonesia karya Arjan Onderdenwijngaard yang tayang dengan durasi 15 menit.

Cerita berkisar pada Bu Harti, penjual sayur yang menjadi saksi rayuan antara Pak Jajang Wahyu penjual rak jemur dengan Bu Ita yang menjual jajanan homemade ke warga.

Tak lama setelah itu Pak Saipul, kolektor sampah dan barang bekas, datang dan menyatakan tidak setuju dengan apa yang telah terjadi—hingga hal-hal di luar kendali pun mulai muncul.

Itulah beberapa film dari dalam dan luar negeri yang akan ditayangkan dalam program online screening Jakarta Independent Film Festival.

https://www.kompas.com/hype/read/2022/10/26/000532366/5-film-yang-tayang-di-online-screening-jakarta-independent-film-festival

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke