Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Serba-serbi Film Sayap-Sayap Patah, Angkat Cerita Kerusuhan di Mako Brimob 2018

Film tersebut mengangkat kerusuhan berdarah di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok pada 2018 lalu.

Berikut rangkuman Kompas.com.

Angkat kisah Densus 88 dan terorisme

Sayap-Sayap Patah disutradarai oleh sutradara kawakan, Rudi Soedjarwo.

Film Sayap-Sayap Patah diangkat berdasarkan kisah nyata kerusuhan berdarah di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada 2018 silam.

Dalam peristiwa itu, 155 narapidana terorisme membobol rutan Mako Brimob.

Lima anggota Densus 88 yang sedang bertugas gugur dalam peristiwa tersebut.

Peristiwa yang memilukan itu menjadi inspirasi Denny Siregar selaku executive producer film Sayap-Sayap Patah untuk membuat film tersebut.

"Ketika mendengar kisah itu, saya menangis. Saya ingin membuat monumen para anggota Densus yang gugur. Saya ingin kisah mereka selalu diingat sepanjang masa," tutur Denny Siregar saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (26/1/2022).

Libatkan Nicholas Saputra dan Ariel Tatum

Film ini melibatkan banyak aktris dan aktor ternama Tanah Air, seperti Nicholas Saputra, Ariel Tatum, Poppy Sovia, Khiva Iskak, Ariyo Wahab, Dewi Irawan, Nugie Nugroho, Gibran Marten, hingga Iwa K.

Menariknya, Sayap-Sayap Patah akan menjadi pertemuan pertama aktor Nicholas Saputra dan Ariel Tatum berperan sebagai pasangan.

Ariel Tatum akan berperan sebagai Nani, istri anggota Densus 88 bernama Adji yang diperankan Nicholas Saputra.

Ariel Tatum tak menampik bahwa ada rasa deg-degan bercampur senang bisa bermain dalam film Sayap-Sayap Patah.

"Deg-degan banget, ini kehormatan buatku di tengah para kru dan cast yang luar biasa. Peran ini cukup menantang sehingga aku sangat excited," ungkap Ariel Tatum.

Tak sepenuhnya angkat kisah Densus 88 dan terorisme

Film ini tak sepenuhnya mengangkat soal teroris dan radikalisme. Ada muatan kisah cinta keluarga yang diolah di dalamnya.

"Film ini bukan soal terorisme atau radikalisme sepenuhnya, tapi juga drama kisah cinta yang kebetulan berlatar di Peristiwa Mako Brimob," ucap Denny Siregar.

Sementara menurut sutradara Rudi Sudjarwo, film ini adalah tantangan menyajikan premis cerita yang penting, tetapi mudah dilupakan oleh publik.

"Bangsa kita kan suka lupa pada peristiwa penting, meski dalam hitungan bulan. Ini peristiwa yang patut kita renungkan dan pelajari. Proyek ini menjadi sesuatu karena dihasilkan oleh kegelisahan kita bersama," tutur Rudi.

Alasan judul Sayap-Sayap Patah

Frasa "Sayap-Sayap Patah" dipilih Denny karena dianggap mewakili keseluruhan cerita dan latar situasi film tersebut, yakni kerusuhan di Mako Brimob pada 2018 silam.

"Sebenarnya judul ini dari beberapa yang kita pilih. Tapi akhirnya kita memilih yang menggambarkan situasi saat itu," ujar Denny Siregar.

Meski begitu, menurut penulis naskah Monty Tiwa, Sayap-Sayap Patah seharusnya memberi harapan bahwa ancaman radikalisme tak sepenuhnya harus ditakuti.

"Film ini saya harap juga memberi harapan. Semua masalah besar di bangsa ini bisa terselesaikan, ya. Dan, ya, ini momen pas. Film ini bisa jadi awal kita bisa survive dari ancaman radikalisme," ungkap Monty Tiwa.

Di bawah naungan Denny Siregar Production dan Maxima Pictures, film ini mulai produksi bulan Februari.

Rencananya, Sayap-Sayap Patah bakal tayang di bioskop pada Juli 2022.

https://www.kompas.com/hype/read/2022/01/27/125233666/serba-serbi-film-sayap-sayap-patah-angkat-cerita-kerusuhan-di-mako-brimob

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke