Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Film 2020 Rilis, Upaya White Shoes & The Couples Company Kawinkan Musik dan Sinema

Film ini ditulis dan disutradarai Dibyokusumo Hadipamenang dan menampilkan peran khusus dari Asmara Abigail.

Secara khusus, 2020 adalah upaya grup band tersebut untuk menyeret pertunjukkan musik ke dalam sinema.

Berikut rangkuman Kompas.com.

Representasi album 2020

2020 adalah sebuah film yang lahir dari album White Shoes & The Couples Company berjudul sama.

Produser film tersebut, Fery Ameng, menuturkan bahwa film 2020 menampilkan upaya representatif dari album tersebut.

"Sebenarnya ini semacam pecah telur, setelah rilis album 2020, yang dirilis Desember 2020. Kemudian setelah itu bergulir kami rilis beberapa format dan sesudahnya," kata Ameng dalam konferensi pers peluncuran perdana film 2020 di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Kamis.

"Setelah sepanjang tahun ini kami enggak perform, main di hadapan penonton, film ini jadi bisa salah satu representasi dari album 2020. Bersamaan kami rilis video musiknya, ya," lanjut Ameng.

Kesulitan sutradara Dibyokusumo Hadipamenang

Terdapat eksplorasi besar yang dikerjakan sutradara Dibyokusumo Hadipamenang dalam film 2020.

Film tersebut menjadi ruang berkarya Dibyo dengan semangat eksperimen yang jarang terjadi pada kesehariannya yang fokus di industri periklanan.

"Gagasan film 2020 berangkat dari keinginan untuk membuat film konser yang bisa menghadirkan atmosfer White Shoes memainkan lagu-lagu ke dalam sinema," ujar Dibyo.

Dibyo mengaku kerap menghadapi kesulitan saat menggarap film tersebut, lantaran ada beberapa hal yang berada di luar nalarnya.

"Suatu tantangan besar ketika menghadapi tawaran ini. Gue mengekspresikan diri gue bukan sebagai eksekutor, tapi klien. Sejujurnya gue ada pusingnya karena ini enggak melulu sesuai nalar. Akhirnya gue coba jalani itu karena bukan hal mudah sebetulnya," ujar Dibyo.

"Manggung" di masa pandemi

Film 2020 bisa dijadikan alternatif bagi White Shoes & The Couples Company untuk menyapa para penggemarnya.

Situasi sulit akibat pandemi Covid-19 juga dialami oleh mereka.

Lewat film 2020, keterbatasan tatap muka dan konser langsung kini bisa terbayarkan.

"Salah satunya ini lahir karena pandemi, tapi film ini ada hubungannya karena konsep album 2020 punya kedekatan sama sinema. Kami mencoba berusaha terus menjaga energi, setelah rilis album setelah rekaman masih bisa berjalan," ucap Ameng.

Selanjutnya tur radio

Ameng menambahkan, setelah film 2020 rilis, White Shoes & The Couple Company akan mengadakan radio tour.

"Kami setelah ini mau bikin radio tour. Kalau pandeminya terus berlangsung, film ini jadi medianya. Bisa jalan keliling gitu. Hari ini premier yang kami usahakan dulu," tutur Ameng.

Drummer White Shoes & The Couple Company, John Navid, membenarkan perkataan Ameng.

Menurut John, pandemi bukanlah batasan bagi band untuk terus berkarya.

"Kalau pandemi jalan lagi, kami bikin album baru lagi. Karena enggak bisa perform, rekaman lagi. Biasanya kami abis launch bikin konser sendiri kan," pungkas John.

Film 2020 merupakan sebuah selebrasi atas album White Shoes & The Couple Company yang dirilis satu tahun yang lalu dengan nama yang sama.

Album tersebut adalah yang ketiga milik White Shoes & The Couples Company yang terdiri dari 11 track, termasuk "Irama Cita".

Film 2020 berlatar di sebuah rumah di pinggiran Jakarta, di mana seorang penari (diperankan oleh Asmara Abigail) tengah mendengarkan album 2020 dan membaca cerita-cerita yang ditulis di album tersebut.

Film 2020 kini telah tayang perdana di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan.

Ke depannya, pemutaran film tersebut akan dilakukan terbatas di beberapa bioskop Tanah Air.

https://www.kompas.com/hype/read/2022/01/21/094517166/film-2020-rilis-upaya-white-shoes-the-couples-company-kawinkan-musik-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke