BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Mola
Salin Artikel

Angkat Praktik Eutanasia, Mary Kills People Digandrungi Kalangan Kesehatan Indonesia

KOMPAS.com – Dunia kedokteran Indonesia dihebohkan dengan serial TV berjudul Mary Kills People. Pasalnya, serial tersebut mengangkat praktik eutanasia yang dilakukan dr Mary Harris (diperankan oleh Caroline Dhavernas) dan ahli bedah kosmetik dr Desmond (Richard Short).

Seperti diketahui, praktik eutanasia masih menjadi pro dan kontra di kalangan dokter dan tenaga kesehatan. Ada yang sepakat karena alasan kemanusiaan, ada pula yang tak sepakat karena tugas tenaga kesehatan sejatinya adalah menyelamatkan pasiennya.

Kehebohan serial Marry Kills People terjadi di jagat Instagram. Sejumlah kalangan kesehatan Indonesia dan dokter memberikan komentar usai menonton.

Salah satunya adalah Rinaldi Nur Ibrahim, pria lulusan jurusan Farmasi dan Profesi Apoteker. Serial ini membuat perasaannya campur aduk. Ia pun sempat terbawa emosi dan ingin marah dengan ulah dr Mary usai menonton.

Sampai-sampai, Rinaldi membuat voting terkait tindakan Mary lewat IG Story di akunnya, @rinaldi_ni.

“Apa ya yang ada di pikiran dr Mary sampai dia buka jasa bantu orang-orang yang mau suicide. Secara dia dokter, ya harusnya bantu orang-orang buat sembuh. Menurut kalian gimana? Apakah itu bisa disebut ‘membantu’?” tulis Rinaldi, Jumat (29/1/2021).

Lain lagi dengan dr Alexandra Clarin Hayes. Lewat Instagram Story di akun @clahayes, ia membagikan kesannya usai menonton Mary Kills People melalui platform video on demand Mola TV.

Dia bilang, baru pertama kali menonton serial TV tentang kehidupan dokter dan praktik dokter yang tidak membosankan.

“Intriguing banget, parah. Kalian harus nonton ini (Mary Kills People). Recommended banget karena mengulik suatu kisah dari berbagai sudut pandang,” unggah dr Clarin di IG Story @clahayes.

Serial tersebut, kata dr Clarin, juga memberikan banyak pelajaran kehidupan. Penonton diajak untuk lebih berempati kepada orang-orang yang sakit parah dan sudah berjuang untuk hidup, lalu memilih jalan yang berbeda.

“Fix, kalian mesti nonton film ini!!!,” ajak dr Clarin di IG Story yang sama sembari menyebut akun Instagram Mola TV, @molatv.movies.

Dokter Adrian Setiaki yang juga menggandrungi serial terbaru di Mola TV tersebut memberi nilai bagus kisah petualangan dr Mary dan dr Des.

“Film Mary Kills People, movie rate: 9 dari 10,” tulis dr Adrian lewat akun Instagram @doktermedok sembari menambahkan emoticon api di unggahannya.

Mary si pembunuh atau penyelamat?

Sisi paradoks dr Mary yang menjalankan praktik ilegal eutanasia menjadi premis utama yang diangkat screenwriter Tara Armstrong dan sutradara Holly Dale di serial TV Mary Kills People.

Mary Kills People menceritakan kehidupan dr Mary, seorang dokter jaga unit gawat darurat (UGD) di Eden General Hospital. Selain sebagai dokter UGD, Mary ternyata punya pekerjaan sampingan.

Dibantu dr Desmond, Mary menjalankan praktik eutanasia atas permintaan pasien yang menderita akibat penyakit kronis berkepanjangan. Meski ilegal, Mary punya alasan kuat untuk menjalaninya.

Bagi Mary, setiap orang punya kebebasan memilih kapan hidup dan mati. Ia hanya membantu mengakhiri penderitaan pasiennya.

Seiring waktu berjalan, jasa sampingan yang ditawarkan Mary dan Des kian populer. Hal ini berkat kinerja keduanya yang bisa memastikan bahwa pasiennya akan mati dengan cepat tanpa merasa sakit.

Sayangnya, popularitas tersebut justru membuat rumit Mary dan Des. Polisi mulai mengendus praktik ilegal mereka dan mulai melakukan investigasi.

Belum lagi ulah bandar yang menyediakan obat pentobarbital bagi praktik eutanasia Mary dan Des. Bandar ini memainkan harga dan stok obat serta meminta “pajak” agar praktik eutanasia Mary tetap aman.

Jalan cerita Mary Kills People juga makin “keruh” lewat konflik domestik di keluarga Mary. Ia harus berhadapan dengan mantan suaminya yang kerap meminta uang untuk merawat kedua anak perempuan mereka.

Semua jalinan cerita tersebut dijahit dengan apik oleh Armstrong dan Dale. Mary Kills People menyuguhkan ketegangan ala serial kriminal dan drama keluarga sekaligus mengajak penonton untuk berempati.

Uniknya, serial tersebut tidak mengajak penonton berempati lewat cerita kesedihan. Sebaliknya, Armstrong dan Dale justru memberi nuansa dark humor.

Jadi penasarankan dengan jalan cerita Mary Kills People? Langsung saja berlangganan layanan Mola TV. Dengan Rp 12.500 per bulan, kamu sudah bisa menyaksikan serial TV dengan skor Rotten Tomatoes 100 persen tersebut, lengkap dari season 1 hingga season 3.

Selamat menonton!

https://www.kompas.com/hype/read/2021/02/01/081700966/angkat-praktik-eutanasia-mary-kills-people-digandrungi-kalangan-kesehatan

Bagikan artikel ini melalui
Oke