Ari Lasso mempertanyakan soal sensor atau pengaburan gambar (blur) di acara televisi yang kerap membuat heboh dan disebut berlebihan oleh banyak orang.
Sebagai komisioner, Yuliandre Darwis menuturkan bahwa pihaknya mengatur segmen dalam setiap program di televisi dengan kode penggolongan siaran, seperti BO (Bimbingan Orangtua), R-BO (Remaja dengan Bimbingan Orangtua), SU (Semua Umur).
"Harapannya supaya kreativitas tumbuh dan ada segmentasinya. Kembali ke konteks konten, konten itu jelek kan kalau dibatasi, tetapi minimal orang sebelum produksi mikir itu untuk segmen siapa," kata Yuliandre Darwis, dikutip dari kanal YouTube Ari Lasso TV, Selasa (22/12/2020).
"KPI itu Mas Ari, enggak pernah nge-blur loh, kami capek juga pantau. Itu sensor dari televisi," ujar Yuliandre Darwis lagi.
Ari Lasso lantas menyinggung bahwa kesalahan awal ada di KPI.
Sebab, jika pihak televisi tidak menyunting (sensor), akan mendapat sanksi dari KPI.
"Ada editor yang beranggapan, 'kayaknya gue daripada kena KPI, ini dada patung gue blur deh. Karena ada larangan eksploitasi'. Sempat viral itu gue dibully habis kan," kata Yuliandre Darwis.
Yuliandre berujar hal tersebut terjadi karena ada kesalahpahaman dalam penyampaian pesan.
"Kami tuh enggak sesadis itu Mas Ari. Makanya gue bilang, apa sih salah KPI sampai kita disalahi sensor," tuturnya.
Yuliandre menuturkan bahwa dia juga sering mengimbau pihak televisi untuk tidak sering melakukan blur atau pengaburan gambar.
"Saya juga imbau kadang teman TV, jangan nakal juga ngapain pakai nge-blur. Gue ingat itu atlet renang diwawancara karena jam sore dari leher sampai kaki diblur, gue dibully kan," tuturnya.
Yuliandre kemudian menjelaskan bahwa KPI bekerja sesuai dengan pasal yang tertera dalam Pedoman Perilamu Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS).
"Ada peraturan KPI, dilarang mengeksploitasi, maaf nih, ada payudara perempuan lu zoom lama banget, itu yang maksudnya dikoreksi," tutur Yuliandre.
https://www.kompas.com/hype/read/2020/12/22/161851766/ari-lasso-pertanyakan-soal-sensor-acara-televisi-kpi-kami-enggak-pernah-nge