Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Disney Kembangkan Semesta Star Wars Layaknya Marvel Studios

Kini, setelah delapan tahun berlalu, ambisi Disney untuk terus mengembangkan semesta dari George Lucas tersebut dengan menambah 10 serial baru yang akan ditayangkan di Disney+.

Para penggemar Star Wars dibuat semakin kegirangan karena pada akhir musim kedua The Mandalorian, Disney mengumumkan ada serial The Book of Boba Fett yang tayang pada Desember 2021.

Strategi tersebut sebenarnya sudah bukan hal baru dalam pengembangan sebuah franchise Disney.

Disney pada kenyataannya hanya menggunakan strategi usang yang pernah diterapkan pada franchise Marvel Studios.

Sejak mengakuisisi Marvel pada 2009, Disney merancang strategi khusus untuk melebarkan dunia superhero yang disebut Marvel Cinematic Universe.

Tokoh-tokoh potensial dari komiknya diangkat sebelum akhirnya disatukan dalam film The Avengers yang dirilis pada Mei 2012.

Dalam setiap tahunnya, Disney selalu merilis setidaknya dua film dari franchise Marvel Studios untuk tetap mengikat para penggemarnya.

Hal serupa terjadi dalam dunia sinematik Star Wars.

Setelah merilis trilogi baru Star Wars, kini Disney bisa leluasa mengeluarkan cerita-cerita baru dari galaksi nun jauh di sana.

Padahal George Lucas sendiri cukup lama ketika merilis prekuel dari trilogi original Star Wars.

George Lucas membutuhkan waktu 16 tahun untuk bisa membuat trilogi prekuel dari film awalnya yang meledak sejak 1977-1983.

Strategi Disney untuk mengembangkan dunia Star Wars sebenarnya sempat menemui kegagalan ketika film-film spin-off mereka kurang bersinar di pasaran.

Pada 2016, Rogue One: A Star Wars Story hanya mampu menorehkan angka pendapatan global sebesar 1,06 miliar dolar.

Angka tersebut semakin menurun saat mereka merilis Solo, film spin-off dari karakter Han Solo, dua tahun setelah Rogue One.

Dengan dibintangi oleh aktor pendatang bernama Alden Ehrenriech, Solo hanya mampu membukukan pendapatan global sebesar 393 juta dolar.

Padahal film tersebut memakan biaya produksi hingga mencapai 250 juta dolar.

Kegagalan Solo menjadi perhatian utama Disney dalam franchise Star Wars.

Mereka sadar bahwa penonton lebih tertarik dengan cerita yang masih berhubungan dengan kejadian-kejadian besar di Star Wars daripada mengangkat asal muasal Han Solo pertama kali bertemu Chewbacca dan mendapatkan namanya.

Kini dengan adanya platform streaming Disney+, Disney menemukan strategi baru untuk pengembangan dunia Star Wars.

Alih-alih mengalami rugi besar karena gagal bersinar di bioskop, Disney memindahkan cerita-cerita tentang satu tokoh khusus di platform Disney+.

Tak heran jika kini serial-serial khusus tentang The Mandalorian, Boba Fett, Ahsoka, Obi-Wan Kenobi, hingga Andor ditempatkan di Disney+.

Satu hal lain yang terlihat sangat jelas bahwa Disney menerapkan strategi serupa Marvel adalah penggunaan lini masa linear atau sejajar.

The Book of Boba Fett, Ahsoka, dan Rangers of the New Republic dikabarkan akan sejajar dengan lini masa dari The Mandalorian.

Dengan kata lain, Disney dan Lucasfilm kini mulai mengincar Avengers-nya sendiri dalam dunia Star Wars.

Di bawah tangan dingin Jon Favreau dan Dave Filoni, Disney secara perlahan mulai menemukan ritme yang pas untuk memulai strategi seperti Marvel Studios.

https://www.kompas.com/hype/read/2020/12/20/212404166/disney-kembangkan-semesta-star-wars-layaknya-marvel-studios

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke