Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Romy Rafael Bicara soal Sulap dan Hipnotis yang Disalahgunakan dalam Acara Televisi

Saat awal kemunculannya, hipnotis di dunia hiburan merupakan sesuatu yang keren dan menarik.

Persepsi itu mulai berubah saat oknum-oknum tertentu mulai membuat teknik sulap ini menjadi bahan untuk membuat seseorang mengeluarkan keluh kesahnya di sebuah acara tv.

"Karena semuanya sudah I do it akhirnya mau ngapain lagi? Akhirnya doing something yang secara keilmuannya enggak mungkin disentuh yaitu bakar tisu supaya akhirnya keluarin uneg-uneg," kata Romy Rafael seperti dikutip dari podcast Deddy Corbuzier, Jumat (28/8/2020).

Teknik hipnotis untuk mengeluarkan uneg-uneg itu murni hanya untuk mendapatkan rating penonton. 

Romy Rafael kemudian menjelaskan mengapa teknik hipnotis atau hipnoterapi seperti itu tidak mungkin diterapkan secara keilmuan.

"Karena secara keilmuannya enggak bisa, seperti dokter menghidupkan orang mati, enggak bisa. Kalau ada keilmuan bisa keluarin uneg-uneg, KPK seharusnya pakai," ucap Romy.

Tak lama kemudian Deddy Corbuzier pun menyebutkan nama Uya Kuya yang mengubah persepsi hipnotis di dunia hiburan Tanah Air menjadi seperti sekarang ini.

"Terima kasih sudah disebutin," sahut Romy Rafael sambil tersenyum.

Selain membicarakan pergeseran persepsi, Romy Rafael juga berbagi cerita tentang penolakan kontrak iklan lantaran idealismenya terhadap dunia hipnotis. 

"Dibilang 'gila juga ya, berani tolak kontrak'. Gara-garanya pasang logo minumannya di font-nya hipnotis, 'o'-nya jadi ada logonya. Padahal sudah ngomongin storyboard," kata Romy.

Pemilik nama asli Romy Tunggul Widodo ini juga pernah menolak iklan rokok hingga obat sakit kepala karena tidak sesuai dengan prinsipnya.

"Tawaran iklan rokok juga pernah ditolak, iklan rokok lho. Iklan obat sakit kepala, hipnoterapi kan enggak pakai obat, dulu pernah juga gue tolak juga. 'Ini storyboard-nya'," ungkap Romy Rafael.

Deddy Corbuzier lalu menanyakan apakah penolakan iklan tersebut sangat berpengaruh terhadap finansial Romy Rafael.

"Apakah itu tidak merugikan lu secara finance? I know, lu tidak dengan itu, lu hidup. Tapi maksudnya kan, you can get more ketika lu menurunkan sisi idealisme," ujar Deddy. 

Romy Rafael tetap teguh pada prinsip dan citra hipnotis yang sudah ia bangun sejak awal kariernya.

Ia bahkan khawatir suatu saat iklan-iklan tersebut menjadi bumerang jika dirinya tak menerapkan idealisme seperti sekarang ini.

https://www.kompas.com/hype/read/2020/08/29/095718866/romy-rafael-bicara-soal-sulap-dan-hipnotis-yang-disalahgunakan-dalam-acara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke