Sebab, berkat Roy Marten, honor untuk para pemain film melonjak naik dari Rp 500.000 bisa sampai Rp 5 juta.
"Tapi sebetulnya, yang membuat harkat seni artis film Indonesia itu meningkat, Babe lu (Roy Marten). Gara-gara dia, kita kenal honor Rp 5 juta," kata Rano Karno dalam tayangan YouTube marten and friends dikutip Kompas.com, Kamis (6/8/2020).
"Dulu honor kita paling Rp 500.000, Rp 600.000, Rp 700.000, begitu Roy Marten Rp 5 juta," ungkap Rano Karno melanjutkan.
Menurut Rano Karno, saat itu honor Rp 5 juta merupakan bayaran yang cukup besar di era tersebut.
"Zaman dulu Rp 5 juta wow. Kalau sekarang berapa ya, susah, mungkin Rp 500 juta atau Rp 1 miliar lah," kata Rano Karno.
Di sisi lain, Rano Karno menceritakan pada tahun 1960-an, kondisi perfilman Indonesia sempat mati suri dengan tidak adanya produksi.
"Karena film dari tahun 60 sampai 70, enggak ada film. Dulu cuma ada teater, tapi juga teater latihannya tiap hari, mainnya setahun sekali. Itu lah disebut sebagai seniman Senen, honornya enggak jelas," ungkap Rano Karno.
Dengan keadaan yang seperti itu, Rano Karno sempat tidak diizinkam ayahnya, Soekarno M. Noer, berkecimpung di industri film Tanah Air.
Terlebih, keluarga Rano Karno pernah mengalami kesulitan finansial di era tersebut.
"Dulu Om tiap hari makan sepiring berlima, real. Sudah makan kayak anak kucing gitu," ungkap Rano Karno.
https://www.kompas.com/hype/read/2020/08/06/142607066/rano-karno-sebut-roy-marten-naikkan-martabat-pemain-film-di-era-1970-an