Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Denada soal Trauma Pernikahan dan Pengakuan Jadi Anak Broken Home

Demikian halnya saat Denada juga harus mengalami hal serupa seperti ibunya, yakni perceraian.

Rumah tangga yang dibangunnya bersama fotografer kondang, Jerry Aurum kandas di tahun ketiga pernikahan mereka.

Segala upaya pernah dicoba untuk menyelamatkan pernikahannya, tapi Denada memiliki alasan lain kenapa perceraian akhirnya terjadi.

Dirangkum dari vlog Daniel Mananta Network, berikut kisah Denada.

Jadi anak broken home

Bukan membenarkan perceraian, tetapi karena pernah merasakan jadi anak broken home, Denada tidak mau ada pengaruh negatif.

"Gue kebetulan adalah orang yang menganut paham bahwa kita harus mengupayakan apapun yang kita mampu untuk mempertahankan sebuah pernikahan," kata Denada.

Menurut Denada, energi negatif itu muncul saat seseorang terpaksa mempertahankan rumah tangga yang sebenarnya sudah tak bisa dipertahankan lagi.

"Lu untuk mempertahankan marriage lu, tapi jadi orang yang tidak bahagia, keadaan di rumah juga tidak membahagiakan, tidak memberikan vibes yang positif juga ke satu sama lain, tidak memberikan vibe yang positif ke orang-orang di rumah khususnya anak," kata Denada.

"I think, menurut gue itu harus you better think it over (untuk mempertimbangkan)," imbuhnya.

Trauma dan tak mau menikah lagi

Perceraian dengan fotografer Jerry Aurum sempat meninggalkan rasa trauma dan membuat Denada berjanji untuk tidak menikah lagi.

Kegagalan itulah yang membuat Denada merasa semuanya sudah cukup dan mulai memiliki pandangan berbeda terhadap sebuah pernikahan dan sebuah hubungan.

"Mulai saat itu tentunya gue sudah punya banyak sekali pandangan-pandangan yang berbeda, tentang relationship, tentang pernikahan," kata Denada.

"Gue udah cukup, kayak trauma. Jadi gue merasa udah-udah, enggak mau (menikah)," ujar Denada.

Buat Ibunda menangis

Keputusan Denada yang tak mau lagi menikah pasca bercerai sempat membuat ibunya, penyanyi Emilia Contessa menangis.

Denada saat itu merasa sudah memiliki anak, dan hanya ingin konsentrasi membesarkan anaknya.

"Pada saat itu gue cerai, gue bilang nyokap gue 'ma that's it, gue enggak mau nikah lagi,' dan nyokap gue sampai nangis, 'please don't say that' dia bilang," kata Denada

Pemikiran berubah usai dua tahun tinggal di Singapura

Dua tahun berada di Singapura menemani putrinya menjalani pengobatan, membuat pemikiran Denada yang tadinya sudah tak ingin lagi menikah, berubah.

Denada merasa apa yang dilaluinya begitu berat. Oleh karenanya, ada kalanya dia ingin memiliki seseorang untuk sekedar berbagi cerita.

"Kadang-kadang gue suka mikir, would it be nice to just have somebody next to me (alangkah baiknya memiliki seseorang di sebelah saya), to just (hanya untuk) dengarkan gue ngomong to share all my worryness, semua ketakutan gue, semua beban gue hari itu," ujarnya.

Namun, lagi-lagi Denada berpikir apakah dia masih bisa memiliki energi menjalani hubungan dan melewati segala hal.

https://www.kompas.com/hype/read/2020/08/06/075810266/denada-soal-trauma-pernikahan-dan-pengakuan-jadi-anak-broken-home

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke