JAKARTA, KOMPAS.com - Menanam cabai di pekarangan rumah maupun di lahan perlu memperhatikan risiko penyakit. Salah satu penyakit yang menyerang tanaman cabai adalah penyakit antraknosa atau penyakit patek cabai.
Penyakit patek cabai sering menyerang saat temperatur dan kelembapan udara tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum atau jamur Gloeosporium.
Dilansir dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, yang diperbarui pada Selasa (6/9/2022), jamur penyebab penyakit patek cabai berkembang pesat pada kelembapan di atas 90 persen dan suhu di bawah 32 derajat celcius.
Baca juga: Hama dan Penyakit yang Sering Menyerang Tanaman Cabai, Apa Saja?
Jamur Colletotrichum capsici dapat bertahan hidup di dalam tanah, sisa-sisa tanaman atau buah yang telah terinfeksi.
Penyakit patek cabai umumnya menyerang hampir seluruh bagian tanaman, mulai dari ranting, daun, cabang, hingga buah. Gejala penyakit patek antara lain pada buah terdapat bercak melingkar cekung berwarna cokelat pada pusatnya serta berwarna cokelat muda pada sekeliling lingkarannya.
Pada perkembangannya, bercak tersebut akan meluas kemudian menyebabkan buah cabai membusuk, kering, dan jatuh.
Ada beberapa cara mengatasi penyakit patek pada tanaman cabai, antara lain sebagai berikut.
Baca juga: Cara Mengatasi Tanaman Cabai Kerdil dengan Ampas Kopi
Pembersihan gulma di bawah tajuk, di alur-alur drainase untuk budidaya tanaman cabe dengan mulsa, jangan sepelekan keberadaannya. Gulma yang tak pernah dibersihkan akan menghambat mengalirnya kelebihan air dari lahan.
Tanaman yang terlalu rimbun, tanpa perempelan di samping mengakibatkan tanaman mudah patah, buah sedikit, juga iklim mikro sekitar tanaman menjadi berubah, lingkungan sekitar tanaman menjadi lebih tidak kering dan rentan terhadap jamur penyebab penyakit patek cabai.