Penyakit kulit ini disebabkan oleh parasit atau tungau bernama Sarcoptes scabiei yang bersarang dan bertelur di bawah kulit.
Scabies pada kucing dapat menyebabkan gatal-gatal yang membuat kucing suka menggaruk, mengalami bulu rontok atau pitak, kulit iritasi atau kemerahan, hingga mendapatkan luka atau koreng.
Jika kucingmu terindikasi mengalami scabies, kamu harus segera mengobatinya ke dokter hewan dan tidak boleh membiarkannya begitu saja.
"(Kucing terkena scabies) bawaannya ingin menggaruk saja, apalagi saat malam hari itu semakin parah," jelas Mirza saat dihubungi Kompas.com baru-baru ini.
Ketika kucing yang terkena scabies dibiarkan, Mirza mengatakan bahwa tungau menyerap nutrisi dari menghisap darah kucing.
Jika dibiarkan, semakin lama kucing yang mengidap scabies akan semakin kurus. Dalam keadaan parah bisa mengalami malnutrisi (tubuh tidak mendapatkan cukup nutrisi).
"Jadi (kucing yang terkena scabies) pelan-pelan juga akan lewat (mati) gitu. Dan lebih parahnya lagi terkena ke manusia," tambah Mirza.
Secara garis besar, kucing yang terkena scabies harus diobati ke dokter hewan, karena penyakit kulit ini tidak akan mungkin sembuh sendiri.
Pengobatan untuk mengatasi scabies pada kucing beragam, tergantung dari tingkat keparahan.
Apabila kondisi kucing yang terkena scabies sudah parah (muncul infeksi sekunder akibat sering menggaruk), segera bawa ke dokter hewan.
Dokter hewan akan meresepkan obat scabies, antibiotik, dan antialergi. Dan bila diperlukan, tahap terakhir pengobatannya adalah dengan disuntik parasit atau suntik scabies.
Namun, ketika kucing baru terkena scabies (kondisinya belum parah), pengobatannya mungkin masih bisa dengan salap scabies yang dioleskan pada malam hari.
Pengobatan kucing yang terkena scabies membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga pemilik kucing harus bersabar.
"Kalau scabies pada kucing lebih baik bulunya dicukur. Karena pengobatannya itu seluruh tubuh, bukan di bagian yang terkena saja. Tapi banyak cat owners yang tidak mau," pungkas Mirza.
https://www.kompas.com/homey/read/2022/03/23/163300176/scabies-pada-kucing-tidak-boleh-dibiarkan-ini-risiko-yang-mengancam