Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Panas di AS, RS Pakai Kantong Jenazah Isi Es Batu untuk Rawat Pasien

Kompas.com - 22/07/2023, 14:43 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

PHOENIX, KOMPAS.com - Gelombang panas di sebagian besar wilayah selatan Amerika Serikat mendorong Pemerintah AS untuk merilis peringatan risiko bahaya terhadap 90 juta orang.

Di Phoenix, negara bagian Arizona, suhu menembus 43 derajat Celsius selama 19 hari berturut-turut. Periode panas selama hampir tiga pekan ini telah memecahkan rekor sebelumnya.

Sejumlah pejabat mengatakan, beberapa rumah sakit menggunakan kantong jenazah berisi es batu untuk membantu mendinginkan pasien yang kepanasan.

Baca juga: Gelombang Panas dengan Suhu Rekor Melanda AS, Eropa, dan Jepang

Suhu udara di seluruh AS diperkirakan akan mencapai titik tertinggi sepanjang minggu ini.

Fenomena kubah panas (atmosfer membungkus udara laut yang panas seperti dalam mangkuk) terus berlangsung di sebagian besar wilayah selatan Amerika Serikat. Hal ini membuat suhu melonjak di negara bagian Florida hingga California.

Lebih dari 12.000 rekor suhu tertinggi telah tercatat di AS sepanjang tahun ini, menurut Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA).

Perusahaan listrik di Arizona mengatakan, penggunaan listrik rumah tangga telah memecahkan rekor pada satu waktu, karena begitu banyak warga menyalakan pendingin ruangan untuk mengusir hawa panas.

Paparan panas yang ekstrem secara terus menerus dapat menyebabkan kelelahan, pusing, pingsan, dan sakit kepala karena tekanan darah menurun.

Di Phoenix, 12 orang meninggal setelah menderita efek karena panas yang berlebihan, menurut para pejabat.

Kalangan dokter di Pusat Kesehatan Medis Valleywise mengatakan kepada CNN bahwa efek dari suhu ekstrem yang tak kunjung reda ini telah membuat layanan kesehatan kewalahan.

"Rumah sakit tak pernah sesibuk ini dengan limpahan pasien sejak beberapa kali puncak pandemi Covid," kata dokter di IGD, Frank LoVecchio kepada CNN.

Seorang pejabat rumah sakit mengatakan, dokter di IGD menempatkan pasien yang sangat kepanasan di kantong jenazah berisi es untuk mendinginkan mereka.

Dalam sebuah wawancara dengan media kesehatan, Stat News, dokter bagian gawat darurat Geoff Comp yang membantu mengembangkan protokol penyelamatan nyawa mengatakan, kantong jenazah sangat ideal untuk merawat korban cuaca panas karena dapat mendinginkan seseorang dua kali lebih cepat dari cara tradisional.

Pasien direndam dalam kantong berisi es, yang antibocor dan memiliki ruang bagi para dokter untuk melakukan beberapa prosedur, menurut Stat News.

Baca juga: Gelombang Panas di India Tewaskan 166 Orang, Kamar Jenazah Penuh

David Schilling, seorang paramedis berpengalaman, mengatakan bahwa cuaca panas telah meningkatkan permintaan layanan darurat.BBC NEWS via BBC INDONESIA David Schilling, seorang paramedis berpengalaman, mengatakan bahwa cuaca panas telah meningkatkan permintaan layanan darurat.
Di Las Vegas, suhu yang sangat panas telah membuat kewalahan para petugas tanggap darurat, bahkan yang sudah berpengalaman sekalipun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Muncul Laporan Benny Gantz Akan Umumkan Mundur dari Kabinet Perang Israel

Muncul Laporan Benny Gantz Akan Umumkan Mundur dari Kabinet Perang Israel

Global
PBB Masukkan Israel ke Daftar Pelaku Pelanggaran terhadap Anak-anak

PBB Masukkan Israel ke Daftar Pelaku Pelanggaran terhadap Anak-anak

Global
Lagi, Israel Serang Sekolah yang Dikelola UNRWA di Gaza

Lagi, Israel Serang Sekolah yang Dikelola UNRWA di Gaza

Global
PM Denmark Frederiksen Dipukul Seorang Pria di Kultorvet Kopenhagen

PM Denmark Frederiksen Dipukul Seorang Pria di Kultorvet Kopenhagen

Global
[POPULER GLOBAL] Wukuf di Arafah 16 Juni | Youtuber Tembaki Lamborghini

[POPULER GLOBAL] Wukuf di Arafah 16 Juni | Youtuber Tembaki Lamborghini

Global
Hong Kong Tangkap 3 Orang yang Hina Lagu Kebangsaan China

Hong Kong Tangkap 3 Orang yang Hina Lagu Kebangsaan China

Global
Terjadi Tiap Hari, Situasi Mengerikan di Gaza Seolah Dianggap Biasa...

Terjadi Tiap Hari, Situasi Mengerikan di Gaza Seolah Dianggap Biasa...

Global
Sapi yang Terinfeksi Flu Burung Dilaporkan Mati di 5 Negara Bagian AS

Sapi yang Terinfeksi Flu Burung Dilaporkan Mati di 5 Negara Bagian AS

Global
Jepang Akan Bangun Pagar Anti-Turis di Sudut Pandang Gunung Fuji

Jepang Akan Bangun Pagar Anti-Turis di Sudut Pandang Gunung Fuji

Global
Tingkat Kepercayaan Rakyat Ukraina terhadap Zelensky Berada di Titik Terendah, Ada Apa?

Tingkat Kepercayaan Rakyat Ukraina terhadap Zelensky Berada di Titik Terendah, Ada Apa?

Global
Dampak Ketegangan Hezbollah-Israel bagi Lebanon

Dampak Ketegangan Hezbollah-Israel bagi Lebanon

Internasional
Hamas Dilaporkan Kian Melemah, Kekuatan Tempur Berkurang Signifikan

Hamas Dilaporkan Kian Melemah, Kekuatan Tempur Berkurang Signifikan

Global
Membaca Langkah Ekonomi Putin di Tengah Perang dan Gempuran Sanksi Barat

Membaca Langkah Ekonomi Putin di Tengah Perang dan Gempuran Sanksi Barat

Global
Papua Nugini Akhiri Upaya Penyelamatan 2.000 Korban Tanah Longsor, Baru 11 Jenazah yang Ditemukan

Papua Nugini Akhiri Upaya Penyelamatan 2.000 Korban Tanah Longsor, Baru 11 Jenazah yang Ditemukan

Global
Daftar Negara yang Ikuti Langkah Afrika Selatan Tuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza

Daftar Negara yang Ikuti Langkah Afrika Selatan Tuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com