KOMPAS.com - Maria Ovsyannikova, seorang editor di media utama milik negara Rusia, berlari ke depan kamera dan menyela siaran langsung medianya sendiri.
Dia meneriakkan penentangannya terhadap invasi ke Ukraina dan membawa tanda yang memberi tahu pemirsa bahwa mereka dibohongi.
"Hentikan perang! Tidak untuk perang! Hentikan perang! Tidak untuk perang!" teriaknya saat interupsi singkat siaran Channel One sebagaimana dilansir Insider pada Selasa (15/3/2022).
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-19 Serangan Rusia ke Ukraina, Kontrol Penuh Kremlin, Pemimpin Chechnya Datang
Tanda yang dibawanya memuat pesan, "Jangan percaya propaganda" dan "Mereka berbohong padamu di sini."
TASS, kantor berita negara Rusia, kemudian mengatakan bahwa Ovsyannikova ditangkap setelah insiden itu.
TASS sebelumnya memanggilnya "orang luar" sebelum kemudian mengakui Ovsyannikova sebagai editor di Channel One, jaringan TV negara yang bersangkutan.
The presenter at the Russian state television was speaking about Belarus-Russia collaboration, when a woman just ran onto the stage with a sign that said, “Stop the war! Don’t believe propaganda! They’re lying to you here!” pic.twitter.com/MHQFMbQfom
— Franak Via?orka (@franakviacorka) March 14, 2022
Media milik pemerintah Rusia itu mengatakan bahwa Ovsyannikova dapat dimintai pertanggungjawaban atas tindakannya di bawah hukum pidana negara.
Sekutu pemimpin Rusia Vladimir Putin baru-baru ini memperluas aturan untuk mengkriminalisasi mereka yang menyebut invasi Rusia ke Ukraina sebagai "perang."
Baca juga: 40.000 Lebih Warga Suriah Mendaftar untuk Berperang Bagi Rusia di Ukraina
Ovsyannikova mengatakan dalam pesan pra-protesnya yang menantang bahwa sekaranglah saatnya bagi rakyat Rusia untuk bangkit melawan konflik.
"Tugas kita untuk menghentikan kegilaan ini. Datanglah ke rapat umum, jangan takut pada apa pun, mereka tidak bisa memenjarakan kita semua," katanya dalam video singkat sebelum protesnya.
Bahkan pelaporan tentang protes Ovsyannikova disensor, menurut Max Seddon dari Financial Times.
"Untuk memberi Anda gambaran tentang bagaimana penerapan undang-undang sensor masa perang di Rusia: Novaya Gazeta, pemenang Nobel Dmitry Muratov, menerbitkan gambar protes Ovsyannikova yang terlihat seperti ini," tulis Seddon di Twitter, menunjukkan gambar yang benar-benar mengaburkan tanda yang dipegang Ovsyannikova.
To give you an idea of how sweeping the wartime censorship laws are in Russia: Novaya Gazeta, Nobel laureate Dmitry Muratov’s paper, published a picture of Ovsyannikova’s protest that looks like this pic.twitter.com/ydzuVQ19eR
— max seddon (@maxseddon) March 14, 2022
Baca juga: Risiko Bencana dan Teror Nuklir Dalam Perang Ukraina v Rusia
Ovsyannikova juga menyatakan penyesalannya karena bekerja untuk jaringan dan perannya dalam mengobarkan propaganda Kremlin.
"Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir saya telah bekerja di Channel One, melakukan propaganda Kremlin. Dan sekarang saya sangat malu akan hal itu," katanya dalam sebuah video yang direkam sebelum protesnya.
"Malu berbohong dari layar TV. Malu bahwa saya (diizinkan) untuk mengendalikan orang Rusia secara semena-mena."