Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trias Kuncahyono
Wartawan dan Penulis Buku

Trias Kuncahyono, lahir di Yogyakarta, 1958, wartawan Kompas 1988-2018, nulis sejumlah buku antara lain Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir; Turki, Revolusi Tak Pernah Henti; Tahrir Square, Jantung Revolusi Mesir; Kredensial, Kearifan di Masa Pagebluk; dan Pilgrim.

Membaca Resolusi MU PBB (Bagian I)

Kompas.com - 14/03/2022, 12:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Resolusi disahkan setelah diambil voting. Pemungutan suara, voting memberikan gambaran tentang orientasi suatu negara di arena dunia: di mana negara itu berdiri, berpihak, dengan siapa berpihak—setidaknya dalam konteks PBB—untuk tujuan apa.

Apakah ini berarti bahwa pola voting di MU PBB mengungkapkan alignement ideologi negara? Tidak sepenuhnya demikian.

Empat “Kelompok”

Secara tradisional, secara tak resmi negara-negara anggota PBB dikelompokkan ke dalam lima grup regional geopolitik.

Kelima grup regional itu adalah Afrika, Asia-Pasifik, Eropa Timur, Amerika Latin dan Karibia, serta Eropa Barat dan lainnya.

Tetapi, pengelompokan tersebut tidaklah baku. Kini ada grup negara-negara Asia Selatan, Asia Tengah, dan ASEAN.

Bisa juga dalam isu-isu tertentu grup seperti Non-Blok atau BRICs, atau Uni Afrika, atau Komunitas Amerika Latin dan Karibia Amerika (CELAC), menjadi satu kekuatan.

Demikian pula, yang terjadi saat voting resolusi berkait dengan serangan militer Rusia ke Ukraina, muncul “kelompok-kelompok” sesuai dengan preferensinya masing-masing negara dan juga orientasi politiknya.

Voting itu diambil setelah mendengarkan 120 pidato. Jumlah yang mendukung terhadap resolusi ini lebih banyak 41 suara dibandingkan saat voting terhadap resolusi mengenai pengambilalihan Krimea oleh Rusia pada tahun 2014.

Pada waktu itu, 100 negara mendukung resolusi.

Secara garis besar hasil voting memunculkan “empat kelompok” negara: yang mendukung (141), yang menentang (against, 5), yang abstain (35), dan yang tidak memberikan suara (12).

Tetapi, “pengelompokan” tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan, misalnya keberpihakan (blok Politik) pada AS dan Barat atau Rusia, meskipun ada.

Kecuali empat negara—Belarusia, Suriah, Korea Utara, dan Eritrea—yang secara tegas berpihak pada Rusia dengan memilih against resolusi.

Ke-35 negara yang memilih abstain pun, memiliki alasan yang berbeda-beda.

Alasan India berbeda dengan alasan China, juga berbeda dengan alasan Pakistan, Sri Lanka, Bangladesh, Vietnam, Laos, Kazkhstan, Kyrgstan, Tajikistan, Zimbabwe dan sebagainya.

Masing-masing memiliki alasan-alasan sendiri sesuai dengan kepentingan nasionalnya.

Maka itu, muncul pernyataan-pernyataan yang “terasa” aneh dengan sikapnya. Misalnya, memilih abstain, tak mau mengecam aksi militer Rusia, tetapi menyatakan, “berkomitmen pada prinsip-prinsip dasar Piagam PBB: penentuan nasib sendiri rakyat, tidak menggunakan atau ancaman penggunaan kekuatan, kedaulatan dan integritas teritorial negara, dan penyelesaian sengketa …”

Demikian juga, 141 negara yang mendukung resolusi, termasuk Indonesia, memiliki alasan masing-masing.

Alasan Indonesia dan Malaysia, meski sesama negara ASEAN, tentu berbeda. Alasan negara-negara Afrika berbeda dengan negara-negara Eropa atau Amerika Latin, atau Asia Timur.

Sikap masing-masing negara sangat beragam, tergantung kepentingan masing-masing.

Bersambung, baca artikel selanjutnya: Membaca Resolusi MU PBB (Bagian II)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com