Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Punya Anak, Pria Lajang Ini Pinjam Rahim Perempuan untuk Mengandung Anaknya

Kompas.com - 09/12/2021, 18:03 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

MELBOURNE, KOMPAS.com - Memiliki anak sekarang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dilakukan Shaun Resnik, warga di Melbourne yang meminta perempuan bukan pasangannya untuk mengandung anaknya.

Ketika menginjak usia 40 tahun, Shaun memutuskan bahwa dia ingin menjadi orangtua namun sebagai pria lajang penyuka sesama jenis, perjalanan untuk memiliki anak tidaklah mudah.

Langkah Shaun untuk memiliki anak disebutnya sebagai "perjalanan" yang belum pernah dilakukan oleh para orangtua manapun di negara bagian Victoria di Australia.

Baca juga: Beli Sperma dari Aplikasi, Ibu Ini Lahirkan Bayi Online

Pria berusia 44 tahun ini diperkirakan merupakan pria lajang pertama di Victoria yang mendapat izin untuk memiliki anak lewat program surogasi.

Surogasi, atau bahasa Inggrisnya, surrogacy adalah perjanjian di mana seorang perempuan akan mengandung bayi bagi orang lain. Anak tersebut akan menjadi anak dari orang bersangkutan setelah kelahirannya.

"Ketika saya berusia 40 tahun, saya berpikir, saya akan mencobanya, saya ingin melakukannya sendirian," kata Shaun kepada ABC Radio Melbourne.

"Saya akhirnya punya keberanian melakukan hal tersebut."

Bayi laki-laki Shaun Resni akan lahir bulan April 2022.(Supplied: Shaun Resnik)DOK SHAUN RESNIK via ABC INDONESIA Bayi laki-laki Shaun Resni akan lahir bulan April 2022.(Supplied: Shaun Resnik)
Shaun mengatakan dia pertama kali mengungkapkan seksualitasnya di usia 24 tahun dan sadar bahwa "memiliki anak akan menjadi sesuatu yang rumit baginya".

"Di usia 30 tahunan, saya menyadari pria pun bisa memiliki anak, namun saya masih menunggu pria yang tepat untuk menjalani hidup bersama," katanya.

"Tetapi tidak ada yang lebih menakutkan dari ditanya 'apakah kamu ingin punya anak?' di perjumpaan pertama."

Status Shaun sebagai pria lajang tidaklah membuat impiannya untuk menjadi orangtua berkurang.

Dia bahkan membeli rumah empat kamar beberapa tahun lalu sebelum memutuskan untuk mencoba memiliki anak lewat program surogasi.

"Saya tahu bahwa di satu saat nanti saya akan memiliki anak. Saya sudah bekerja selama hidup saya untuk mencapai keadaan sekarang."

Bayi Shaun dikandung oleh Carla, yang bukan pasangannya.DOK SHAUN RESNIK via ABC INDONESIA Bayi Shaun dikandung oleh Carla, yang bukan pasangannya.
Membayar orang lain untuk mengandung anak adalah hal ilegal di Australia dan Shaun tidak mau pergi ke luar negeri untuk melakukan hal tersebut.

Proses yang harus dilaluinya di Australia sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan banyak menghadapi masalah.

Setelah beberapa tahun mencoba lewat jalur resmi, Shaun bertemu dengan Carla yang sedang mengandung anaknya.

Baca juga: Bayi Paling Prematur di Dunia Pecahkan Guinness World Records

Bayi tersebut berasal dari telur yang disumbangkan oleh teman Shaun bernama Bree yang sudah memiliki dua orang putranya sendiri.

"Anak laki-laki saya akan memiliki dua kakak," kata Shaun.

Menurut Shaun, nantinya putranya akan bertemu dengan dua perempuan yang berjasa buatnya dalam memiliki anak, Carla dan Bree.

"Saya ingin anak saya mengetahui siapa ibu biologisnya dan juga siapa yang mengandungnya."

"Kami bertemu lewat perjalanan di mana saya pertama kali mengikuti komunitas adopsi kandungan ini dan berharap akan ada orang yang mau mengandung anak saya dan itu terjadi dua setengah tahun lalu."

Shaun berencana untuk hadir di ruang persalinan ketika bayinya lahir bulan April tahun depan.

"Bila diizinkan saya bahkan akan menjadi orang pertama yang menggendongnya ketika dia keluar dari kandungan," katanya.

Baca juga: Berusia 24 Tahun, Ibu Muda Ini Punya 21 Bayi dan Menggaji 16 Pengasuh

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com