Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Istri Jean-Pierre Adams, Rawat Suami dalam Koma selama 39 Tahun

Kompas.com - 08/09/2021, 18:42 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

PARIS, KOMPAS.com - Hidup Jean-Pierre Adams dan keluarga seketika jungkir balik pada 1982, ketika bintang sepak bola Perancis itu harus terus berbaring dalam koma pasca menjalani operasi rutin untuk lututnya.

Dalam insiden 39 tahun yang lalu tersebut, pesepakbola yang saat itu berusia 34 tahun, menjalani perawatan di rumah sakit Lyon.

Setelah itu dia tidak akan pernah lagi berbicara, berjalan atau menggerakkan anggota tubuhnya, hingga wafat pada usia 73 tahun pada Senin (6/9/3032).

Baca juga: POPULER GLOBAL: Mantan Bintang Sepak Bola Meninggal Setelah 39 Tahun Koma | Dokter Putuskan Tolak Rawat Pasien Tidak Vaksin Covid-19

Istrinya Bernadette merawatnya sejak 39 tahun lalu. Wanita itu hampir tidak melewatkan satu hari perawatan suaminya di kamar rumahnya, yang dilengkapi dengan tempat tidur modifikasi yang biasa ditemukan di rumah sakit.

"Tidak ada yang pernah lupa untuk memberikan hadiah untuk Jean-Pierre, apakah itu ulang tahunnya, Natal atau Hari Ayah," kata Bernadette melansir CNN pada Selasa (7/9/2021).

"Kami membeli hadiah seperti T-shirt atau jumper karena saya mendandaninya di tempat tidurnya -- dia berganti pakaian setiap hari," istrinya menjelaskan di rumah keluarga dekat Nimes, di selatan Perancis, tempat Bernadette merawat Jean- Pierre.

"Aku akan membelikan barang-barang agar dia bisa mendapatkan kamar yang bagus, seperti seprai yang cantik, atau beberapa wewangian."

Pasca bencana operasi yang menimpanya, Jean-Pierre tidak mampu melakukan hampir semua gerakan secara sukarela. Tetapi dia masih dapat mencerna makanan, serta membuka dan menutup matanya.

Baca juga: Pasien Covid-19 Melahirkan Saat Koma, Baru Bertemu Bayinya 75 Hari Kemudian

Bernadette merawat suaminya dengan cinta yang tak pernah putus.

Wanita itu mendandani, memberi makan dan memandikannya, membalikkannya di tempat tidurnya untuk menghindari luka, dan sering kali kehilangan waktu tidurnya untuk memastikan suaminya mendapatkan kebutuhannya.

Pada suatu kesempatan yang langka, saat Bernadette menghabiskan malam jauh dari rumah, penjaga Jean-Pierre melihat suasana hatinya tampaknya berubah.

"Dia merasa bahwa bukan saya yang memberinya makan dan merawatnya," kata istrinya yang sudah berusia 52 tahun. "Perawat yang memberi tahu saya, mengatakan dia tidak sama.

"Kurasa dia merasakan sesuatu. Dia pasti mengenali suaraku juga."

Baca juga: Kritikus Kremlin, Navalny Unggah Foto Turun Tangga di Instagram Setelah Sadar dari Koma

Awal yang tak mudah

Jean-Pierre, bertemu Bernadette di sebuah pesta dansa, pada akhir 1960-an. Dia saat itu masih pesepakbola amatir.

Sebagai pasangan berbeda ras di masa itu, hubungan keduanya mendapat banyak tantangan. "Pada saat itu, seorang pria kulit hitam dan seorang wanita kulit putih yang bersama tidak dianggap baik.”

"Tapi kami mulai hidup bersama dan kemudian memutuskan untuk menikah. Saya menulis surat kepada orang tua saya untuk memberi kabar, tanggal pernikahan dan undangan, dan ibu saya mengundang kami untuk makan malam.”

"Setelah itu, semuanya baik-baik saja dan dia terlihat lebih baik dari saya: 'Jean-Pierre, Jean-Pierre' -- mereka hanya membicarakan Jean-Pierre!"

Pasangan itu pertama kali tinggal di selatan Paris. Lalu tak lama setelah pernikahan mereka pada 1969, keduanya pindah ke Nimes saat Jean-Pierre menandatangani kontrak untuk pertama kalinya di kota itu.

Baca juga: Koma 10 Bulan, Remaja Ini Tak Tahu Dunia Dilanda Wabah Covid-19

Dalam dua tahun, Nimes tidak hanya menjadi runner-up tetapi Jean-Pierre juga bermain untuk Perancis, salah satu pemain kulit hitam pertama yang melakukannya.

Adams kemudian membentuk kerjasama pertahanan sentral yang dikenal sebagai "Garde Noire" -- "Pengawal Hitam" -- bersama Marius Tresor. Keduanya dikenal membentuk salah satu pasangan bek tengah terbaik di seluruh Eropa

"Garde Noire" juga membantu membuka jalan bagi kesuksesan Perancis di Piala Dunia 1998.

Di luar gemerlap di lapangan, bagi istrinya, Adams adalah pria yang suka tertawa dan melawak. "Sungguh, senyum selalu terpancar. Dia mencintai kehidupan yang baik dan juga dicintai oleh semua orang," kenang Bernadette.

Ketika karirnya memudar, Adams memutuskan dia ingin melatih pemuda dan suatu hari di Maret 1982, dia pergi ke Dijon selama tiga hari belajar dan berlatih.

Baca juga: Inilah 3 Senjata Kimia Paling Mematikan, Ada yang Bisa Membuat Koma Dua Hari

Pasca kegagalan oprasi

Dia merusak tendon di kakinya saat berada di sana, cedera tidak berbahaya yang pada akhirnya akan membayangi keluarga Adams seumur hidupnya.

"Saya menemukannya terbaring di tempat tidur, tabung di mana-mana," kenangnya saat menemukan suaminya setelah operasi gagal itu.

"Saya tidak meninggalkan rumah sakit selama lima hari. Saya pikir dia akan bangun dan saya perlu berada di sana."

Setelah 15 bulan di rumah sakit, otoritas setempat menyarankan kepada Bernadette bahwa tempat terbaik untuk suaminya adalah rumah bagi para manula.

"Saya tidak berpikir mereka tahu bagaimana merawatnya, jadi saya berkata pada diri sendiri: 'Dia akan pulang' dan saya merawatnya sejak saat itu," kata Bernadette.

Setiap hari, wanita itu bangun tepat sebelum jam tujuh dan sarapan - menit-menit berharga dihabiskan sendirian, saat dia mempersiapkan diri untuk merawat suaminya.

Baca juga: Inilah 3 Senjata Kimia Paling Mematikan, Ada yang Bisa Membuat Koma Dua Hari

Kegiatan bersama suaminya setiap hari antara lain, mengganti pakaian, mencukur, menyiapkan makanan. Termasuk membantu Jean-Pierre pergi ke toilet, yang bisa memakan waktu satu jam.

Bernadette juga membantu ahli kinesiologi memastikan paru-paru suaminya bersih dan otot dilatih untuk menghindari tersedak dan atrofi.

Jika dia beruntung, harinya berakhir pada pukul delapan, saat Jean-Pierre mungkin akan tidur.

"Saya berbicara dengannya sepanjang waktu -- tentang TV, apa yang ada di surat, apa saja!" kata Bernadette. "Selalu ada gerakan di sekelilingnya. Dia selalu di samping kita."

Namun lama kelamaan otak Jean-Pierre sangat kekurangan oksigen sehingga dia mengalami kerusakan otak yang parah, membuat prospek pemulihan sangat tipis.

"Semakin banyak waktu berlalu, semakin saya merasa terganggu," katanya.

"Kondisinya tidak bertambah buruk, jadi siapa yang tahu? Jika suatu hari ilmu kedokteran berkembang, mengapa tidak? Akankah ada hari di mana mereka akan tahu bagaimana melakukan sesuatu untuknya? Saya tidak tahu."

"Kadang-kadang ketika malam berjalan buruk, aku siap untuk semuanya."

Baca juga: Diracun dan Koma Hampir 3 Pekan, Dokter Nyatakan Navalny Telah Sadar

Jam-jam merawat suaminya hanya menyisakan sedikit waktu baginya untuk mencari nafkah.

Ketabahan Bernadette akhirnya sedikit terbantu ketika dia menerima anuitas setelah pengadilan yang memutuskan untuk mendukungnya, meskipun setelah pertempuran hukum selama satu dekade.

"Prosesnya berlangsung hampir 12 tahun. Saya pikir itu dirancang untuk mengecilkan hati orang," dia memberanikan diri. "Jika saya tidak mendapat dukungan dari sepak bola, saya akan benar-benar bangkrut."

"Rumah sakit tidak pernah meminta maaf," kata Bernadette beberapa menit sebelumnya.

"Saya mencoba untuk tidak memikirkan kecelakaan itu setiap hari, tetapi saya tidak punya pilihan," kata Bernadette, yang kini menjadi nenek dari tiga anak. "Setiap kali saya melihatnya, itu ada di kepala saya."

Pada pertengahan 1990-an, ketika pengadilan mengadili kasus ini, baik ahli anestesi dan peserta pelatihan diberi hukuman yang tampaknya relatif ringan: hukuman percobaan satu bulan dan denda yang berarti sekitar 750 Euro (815 dollar AS) hari ini setara Rp 11 juta.

Puluhan tahun, keluarga Adams masih membayar harga yang jauh lebih berat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com