WUHAN, KOMPAS.com - Keberadaan Huang Yanling, ilmuwan China yang disebut sebagai "pasien nol Covid-19", jadi misteri sejak dikabarkan hilang setahun lalu.
Huang disebut sebagai pasien pertama virus corona pada Februari 2020, ketika "Negeri Panda" tengah dilanda gelombang pertama.
Peneliti di Institut Virologi Wuhan itu diyakini mengalami gejalar virus corona pada musim gugur 2019, sebelum kasus pertama diumumkan.
Baca juga: Pasien Nol Virus Corona di China Diduga Sudah Ada sejak 17 November 2019
Laboratorium itu menjadi sorotan dunia, setelah sejumlah negara Barat menuding Covid-19 bocor dari tempat itu.
Berdasarkan keterangan Beijing, Huang Yanling sudah dipindahkan ke tempat lain, dengan media China mengeklaim sudah mewawancarai bos barunya.
Hanya saja, "Negeri Panda" disebut enggan menunjukkan Huang ke khalayak, meski mendapat sejumlah permintaan dari Kementerian Luar Negeri AS.
Dilaporkan Mail on Sunday, absennya Huang memunculkan spekulasi bahwa Huang ditangkap dan dipenjara, atau yang lebih buruk, mati.
Negara adidaya itu kini menghadapi tekanan Barat untuk mengungkapkan Huang, sekaligus dari mana virus corona berasal.
Sebuah unggahan yang beredar di WeChat yang menyebut dirinya Huang mengeklaim dia masih hidup, dan menyatakan laporan tentangnya itu palsu.
Baca juga: Pasien Nol Gelombang 2 Covid-19 di Beijing adalah Ayah yang Tengah Belanja
"Kepada dosen dan sejawat peneliti, ini saatnya. Saya Huang Yanling dan masih hidup. Jika kalian menerima surel (terkait rumor Covid-19), itu tidak benar," demikian bunyi pesan itu.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan