ROMA, KOMPAS.com - Korban meninggal akibat Covid-19 di Italia kini mencapai 9.134, setelah pemerintah setempat mengonfirmasi 919 kematian baru.
Pengumuman pada Jumat (27/3/2020), seperti diwartakan Sky News itu merupakan angka kematian harian tertinggi yang dibukukan Negeri "Pizza".
Angka mortalitas tertinggi sebelumnya yang diumumkan oleh Roma adalah 793, dan tercatat pada Sabtu pekan lalu (21/3/2020).
Baca juga: Positif Terjangkit Virus Corona, Perawat Italia Bunuh Diri
Selain korban meninggal, Garda Perlindungan Sipil Italia juga mengumumkan 86.498 kasus infeksi virus corona, melewati negara asal wabah, China.
Jumlah kematian terbanyak berasal dari Region Lombardy di kawasan utara, yang mencatatkan 541 mortalitas dibandingkan Kamis (26/3/2020).
Adapun hingga Jumat, pemerintah lokal menuturkan 10.950 orang dinyatakan sembuh dari wabah yang pertama terdeteksi di Wuhan, China.
Di tengah wabah karena Covid-19, Paus Fransiskus memberikan berkat Urbi et Orbi luar biasa dari Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Disebut luar biasa karena Urbi et Orbi, yang berarti dari Kota ke Dunia, biasanya disampaikan hanya pada saat Paskah serta Natal.
Baca juga: Kisah Sebenarnya dari Pastor Italia yang Merelakan Ventilatornya
Negara terdampak terparah kedua di Eropa, Spanyol, mencatatkan 769 mortalitas harian baru. Membuat jumlah korban meninggal mencapai 4.858.
Selain itu, kementerian kesehatan Negeri "Matador" menyampaikan angka infeksi juga meningkat dari 56.188 menjadi 65.719.
Terdapat kekhawatiran bahwa Spanyol bisa menjadi episentrum baru virus corona di Eropa, jika menilik jumlah kasus dan kematian yang meninggi.
Tetapi, kepala kesehatan darurat Fernando Simon menekankan angka tersebut mulai menunjukkan kestabilan sejak mereka menerapkan lockdown awal Maret.
"Jika merujuk kepada persentase, kenaikan ini kira-kira setara dalam tiga hari terakhir. Kami nampaknya melihat adanya stabilitas," kata dia.
Militer Negeri "Matador" sudah menyampaikan permintaan kepada negara anggota NATO untuk menyediakan ventilator, alat pelindung, hingga alat tes.
Baca juga: Di Vertova, Italia, Dampak Covid-19 Lebih Buruk dari Perang Dunia II
Di Perancis, 1.995 orang tewas karena virus dengan nama resmi SARS-Cov-2. Pemerintah pun memperpanjang masa lockdown selama dua pekan.
Otoritas Negeri "Anggur" mengungkapkan, jumlah korban tersebut bisa mengalami peningkatan jika menyertakan angka korban yang dirawat di panti jompo.
Dari Inggris, 14.543 orang terjangkit Covid-19, termasuk Perdana Menteri Boris Johnson yang mengumumkannya melalui video di media sosial.
Benua Biru kini mengalihkan perhatian mereka ke Jerman, yang dianggap sukses dalam menangkal virus yang dilaporkan pada Desember 2019 tersebut.
Dalam jumlah kasus, Jerman memang mengalami peningkatan dengan total 50.781 terinfeksi. Tapi, tingkat kematian mereka terbilang rendah.
HIngga data Jumat, Berlin mengonfirmasi 342 orang meninggal setelah mengumumkan 75 angka kematian harian. Membuat rerata kematiannya di angka 0,6 persen.
Statistik tersebut didapatkan setelah pemerintah lokal secara aktif menggelar pemeriksaan. Tidak saja diperuntukkan bagi mereka yang butuh bantuan medis.
Baca juga: Ancaman Italia bagi Pelanggar Lockdown: Penjara hingga Polisi Penyembur Api
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.