Sekretaris Jenderal PBB memperingatkan bahwa skala kematian dan kehancuran di Gaza menghalangi pengiriman bantuan yang sangat dibutuhkan.
Issam al-Mughrabi, 56 tahun, tewas bersama istrinya, lima anak dan puluhan kerabat lainnya dalam pemboman di dekat Kota Gaza, kata kepala program pembangunan PBB (UNDP) dalam sebuah pernyataan yang juga menyerukan gencatan senjata segera.
“Hilangnya Issam dan keluarganya sangat mempengaruhi kita semua,” kata administrator UNDP Achim Steiner, seperti dilansir dari Guardian.
“PBB dan warga sipil di Gaza bukanlah target. Perang ini harus diakhiri. Tidak ada lagi keluarga yang harus menanggung rasa sakit dan penderitaan yang dialami keluarga Issam dan banyak orang lainnya," tambahnya.
Pada Sabtu (23/12/2023), Hamas juga mengklaim bahwa serangan udara militer Israel mungkin telah menewaskan lima sandera.
Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas, mengatakan bahwa pihaknya telah kehilangan kontak dengan kelompok yang bertanggung jawab menahan warga Israel.
Militer Israel tidak segera menanggapi klaim tersebut, namun hal ini dapat menambah tekanan terhadap pemerintah dari beberapa keluarga korban yang ditahan di Gaza, yang menyerukan gencatan senjata untuk memungkinkan pembebasan orang yang mereka cintai.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah bersumpah bahwa perang akan terus berlanjut sampai Hamas hancur.
Dia juga menentang tuntutan internasional untuk melakukan gencatan senjata.
Hal ini kini datang bahkan dari sekutu dekat seperti Inggris dan Jerman , yang khawatir dengan korban sipil akibat serangan Israel.
Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Gaza meningkat menjadi 20.258 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, kata otoritas kesehatan yang dikelola Hamas.
Ribuan lainnya diperkirakan terkubur di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh.
https://www.kompas.com/global/read/2023/12/24/143000770/pbb--serangan-udara-israel-menewaskan-pekerja-bantuan-gaza-dan-70