Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Negara Laporkan Peningkatan Kasus Pneumonia

BEIJING, KOMPAS.com - Sejumlah negara telah melaporkan temuan kenaikan kasus pneumonia pada anak yang terjadi seiring penyakit ini merebak di China.

"Negeri Tirai Bambu" sebelumnya menemukan sekitar 7.000 pasien anak dirawat setiap hari sejak pertengahan Oktober 2023.

Pada pertengahan November lalu, temuan ini berkembang menjadi laporan kasus pneumonia misterius yang menyerang anak-anak.

Sebagai akibat, rumah sakit di China dilaporkan sampai kewalahan menangani kasus penyakit pernapasan tersebut.

Berdasarkan perhitungan Kompas.com, sedikitnya sudah ada delapan negara yang melaporkan temuan kasus pneumonia misterius hingga awal Desember 2023. 

Di antaranya, yakni:

  1. China
  2. Denmark
  3. Swedia
  4. Swiss
  5. Belanda
  6. Inggris
  7. Perancis
  8. Amerika Serikat

Di China, otoritas kesehatan mengatakan bahwa mereka mendeteksi adanya patogen yang sudah diketahui sebagai penyebab penyakit pernapasan itu, bukan virus baru.

Para dokter serta peneliti kesehatan masyarakat mengatakan tidak ada bukti yang menimbulkan kekhawatiran internasional.

Meski demikian, ada beberapa negara di Eropa yang kemudian melaporkan adanya kasus pneumonia misterius.

Temuan di Denmark, Swedia, Swiss, dan Belanda

Para pejabat kesehatan dunia terus memantau situasi di China.

Sebab, kasus-kasus terus bermunculan dan melonjak di tempat lain di dunia.

Sebagaimana diberitakan Straight Arrow News (SAN), sejumlah negara, seperti Denmark, Swedia, Swiss, dan Belanda baru-baru ini juga dilanda wabah serupa.

Pejabat kesehatan Denmark sudah mengatakan bahwa wabah ini telah mencapai “tingkat epidemi”.

Para pejabat kesehatan di China dan Eropa mengatakan bahwa kurangnya paparan terhadap penyakit pernapasan selama masa lockdown di era Covid-19 yang membuat anak-anak lebih rentan terhadap ancaman seperti ini.

Sementara itu, WHO menyampaikan, kasus-kasus pneumonia ini tidak menyerupai patogen baru apa pun, meskipun mereka terus menekan China untuk meminta lebih banyak data dan informasi.

Tetapi, para pejabat China mengaitkan kasus-kasus ini dengan peningkatan kembali kasus-kasus tersebut pasca-lockdown, dan menepis kekhawatiran bahwa ini adalah virus yang benar-benar baru.

China adalah negara yang menerapkan lockdown terpanjang dan terketat di dunia selama pandemi Covid-19. Penerapan pembatasan itu menurut WHO membuat anak-anak di sana kehilangan kemampuan untuk mengembangkan antibodi alami terhadap penyakit musiman yang lebih umum.

Kasus di Inggris

Sedangkan negara lain di Eropa yang juga mulai dilanda penumonia pada anak ialah Inggris.

Diberitakan The Sun pada Sabtu (2/12/2023), sebanyak 49 anak di Wales telah terjangkit penyakit infeksi pernapasan, pneumonia mikoplasma terhitung dari April hingga September lalu.

Selain itu, 12 kasus juga telah dilaporkan di Inggris dalam jangka waktu yang sama, menurut sebuah penelitian.

Meskipun peningkatan infeksi pada periode seperti ini merupakan hal yang wajar, Public Health Wales (PHW) mengatakan ini adalah lonjakan infeksi terbesar yang dilaporkan sejak 2020.

Hal ini terjadi di tengah kembalinya tindakan lockdown di China, dimana penggunaan masker dan menjaga jarak sosial kembali diberlakukan seiring dengan merebaknya wabah Covid-19.

Di banyak negara bagian Amerika Serikat

Sejumlah negara bagian di Amerika Serikat juga melaporkan peningkatan pasien yang terkena pneumonia.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan lonjakan negara bagian yang warganya terkena penyakit pernapasan tersebut.

Ini termasuk, negara bagian Lousiana, Carolina Selatan, Alabama, California, Colorado, Florida, Georgia, Mississippi, New Mexico, Puerto Rico, Tennessee, dan Texas.

Sementara itu, sebagaimana diberitakan Times Now News pada Sabtu, kasus pneumonia pada anak juga dilaporkan terjadi di Massachusetts dan Ohio. Sejak Agustus 2023, tercatat 142 anak mengalami penyakit ini.

https://www.kompas.com/global/read/2023/12/04/190000670/8-negara-laporkan-peningkatan-kasus-pneumonia

Terkini Lainnya

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Global
Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Global
Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Global
Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Global
Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Global
Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Global
Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Global
Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Global
Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Global
4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

Global
Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Global
Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Internasional
3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

Global
Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Internasional
Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke