Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pakar dari Australia Jelaskan Beda Gempa Cianjur dengan Gempa Aceh 2004

SYDNEY, KOMPAS.com - Gempa Cianjur bermagnitudo 5,6 terjadi pada Senin (21/11/2022) siang.

Bencana tersebut disebut telah menyebabkan ratusan orang meninggal dunia.

Lantas, seberapa parah dampak gempa Cianjur dan bagaimana bila dibandingkan peristiwa gempa bumi lainnya di Indonesia.

Seberapa parah gempa di Cianjur?

Hingga Selasa (22/11/2022), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 103 korban meninggal dunia akibat gempa tersebut.

Tapi menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan korban gempa mencapai 162 orang, mengikuti data 'call centre' BPBD Cianjur.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melaporkan kerusakan lebih dari tiga ribu unit rumah di Kabupaten Cianjur.

"Gempa juga menyebabkan longsor yang menutup jalan lintas provinsi di Kabupaten Cianjur," bunyi pernyataannya.

Profesor Meghan Miller dari Australian National University mengatakan lokasi gempa di Jawa Barat ini turut memengaruhi keparahan dampaknya.

"Kedalamannya cukup dangkal, awalnya adalah sekitar 10 kilometer, tapi ini mungkin akan direvisi dari waktu ke waktu dengan adanya data baru yang masuk," ujar pakar dari Australia itu.

"Jawa Barat adalah wilayah yang sangat padat dan karena lokasi hiposentrumnya dangkal, getarannya menjadi kuat," tambahnya.

"Gempa ini terjadi di sesar atau patahan pulau Jawa sendiri. Ini adalah ketika dua sesar bertabrakan satu sama lain dan menciptakan seperti Sesar San Andreas atau Sesar Alpine di Selandia Baru," terang dia.

Bagaimana dibandingkan gempa lainnya di Indonesia?

Gempa Aceh pada 2004 adalah gempa yang terparah di Indonesia di abad 20.

Gempa yang terjadi pada 26 Desember 2004 tersebut bermagnitudo 9,3 dan menewaskan lebih dari 200.000 korban jiwa.

Gelombang tsunami setinggi 30 meter juga terjadi dengan kecepatan 100 meter per detik.

Menurut Profesor Meghan, gempa yang terjadi di Cianjur ini lebih kecil dibanding gempa besar di Sumatra pada 2004.

"Ini karena gempa bumi yang sangat besar umumnya terjadi di palung, yang turut mempengaruhi lempeng Australia di bawah Indonesia," jelas dia.

"Dan hal tersebut dapat menimbulkan gempa berukuran sangat besar karena patahannya juga sangat besar," tambah Profesor Meghan.

Menurut dia, gempa Cianjur terjadi di bawah pulau Jawa.

"Dan karena (episentrumnya) sangat dekat dengan tempat tinggal warga, maka terjadi banyak kerusakan," kata dia.

Akankah akan ada gempa susulan?

Dalam rilisnya, BNPB mengimbau warga untuk mengungsi bila merasa rumahnya belum aman dari bahaya gempa bumi.

"Warga diimbau untuk tetap waspada akan adanya potensi gempa susulan," demikian keterangannya Senin kemarin (21/11).

Sementara itu, hingga hari ini (22/11), BMKG telah mencatat adanya 118 gempa susulan sejak peristiwa gempa tersebut.

Profesor Meghan mengatakan hal ini memang lumrah terjadi.

"Kita tidak bisa memprediksi gempa bumi tapi sudah pasti akan ada gempa susulan. Dan saya tahu beberapa memang sudah terjadi," tutur dia.

Tim gabungan BMPB sedang melakukan penanganan bencana pasca gempa dan menargetkan pencarian dan evakuasi untuk rampung dalam 14 hari.

Artikel ini diproduksi oleh Natasya Salim dari ABC News dengan mengambil informasi dari berbagai sumber

https://www.kompas.com/global/read/2022/11/22/135700670/pakar-dari-australia-jelaskan-beda-gempa-cianjur-dengan-gempa-aceh-2004

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke