Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kemenkes Vietman Nyatakan Homoseksualitas Bukan Penyakit

HANOI, KOMPAS.com – Kementerian Kesehatan Vietman menyatakan bahwa homoseksualitas atau ketertarikan sesama jenis maupun mengidentifikasi diri sebagai trangender adalah bukan penyakit.

Kemenkes Vietman bersikap demikian merujuk pada pandangan American Psychiatric Association (APA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“APA dan WHO telah mengonfirmasi bahwa homoseksualitas sama sekali bukan penyakit. Oleh karena itu, homoseksualitas tidak dapat 'disembuhkan' atau perlu 'disembuhkan' dan tidak dapat diubah dalam cara apa pun," ungkap dokumen Kemenkes Vietnam sebagaimana dikutip dari laman resmi Human Rights Watch (HRW) pada Senin (22/8/2022).

Mengadopsi standar kesehatan global, Vietnam telah mengusulkan pengakuan hak-hak LGBTQ+ dalam kebijakannya pada 3 Agustus.

Pemerintah Vietman dilaporkan telah mengirim arahan itu kepada departemen kesehatan provinsi dan kotamadya di seluruh negara.

Pengumuman resmi tersebut lantas dirilis di portal informasi online Pemerintah Vietnam pada 8 Agustus.

Pengumuman itu menyatakan bahwa Menteri Kesehatan Vietnam telah menerima informasi bahwa beberapa perusahaan kesehatan mengklaim menawarkan “penyembuhan” untuk homoseksualitas.

Phong Vuong sedang mempersiapkan peluncuran kampanye advokasi untuk legalisasi pernikahan gay ketika dia mendengar bahwa pemerintah telah memutuskan bahwa homoseksualitas adalah “bukan penyakit”.

Berdasarkan hal ini dan mengutip penghapusan homoseksualitas dan transgender dari WHO dari Klasifikasi Penyakit Internasional, selanjutnya menguraikan lima pedoman utama untuk sistem kesehatan.

Ini termasuk, pendidikan harus diperkuat sehingga semua penyedia medis memiliki pengetahuan yang benar tentang LGBT dan bahwa queer harus diperlakukan sama di lingkungan medis.

Selain itu, identitas LGBTQ tidak dapat diperlakukan sebagai penyakit, sementara perawatan paksa dilarang dan layanan kesehatan mental hanya dapat diberikan oleh pakar orientasi seksual dan identitas gender.

Terakhir, pengawasan dan pemeriksaan fasilitas medis harus ditingkatkan.

Sikap Pemerintah Vietnam ini dilaporkan tidak semata-mata muncul.

Para aktivis yang selama ini menggencarkan advokasi berkelanjutan untuk hak-hak LGBTQ+ telah mengajukan petisi terkait pada November 2021.

Mereka meminta WHO Vietnam menegaskan bahwa identitas LGBTQ+ bukanlah penyakit.

"Kementerian Kesehatan Vietnam tidak tiba-tiba bangun suatu hari dan memutuskan sudah waktunya untuk melakukan ini. Butuh upaya bertahun-tahun," jelas Direktur ICS Center, Linh Ngo, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.

Pengakuan dari Kemenkes Vietnam itu kemudian menjadi "bahan bakar" untuk petisi komunitas LGBTQ+ dalam memperjuangkan legalisasi pernikahan sesama jenis sejak 10 Agustus.

Baru tiga hari berselang, kampanye itu dilaporkan telah menerima lebih dari satu juta tanda tangan.

"Pengumuman bahwa menjadi LGBT bukanlah penyakit dan mengutuk praktik terapi konversi, ini seperti mimpi," ungkap manajer program hak-hak LGBTQ+ di The Institute for Studies of Society, Economy, and Environment (iSEE), Phong Vuong.

“Ini adalah sesuatu yang tidak pernah kami duga akan terjadi, apalagi datang dari sumber informasi medis paling tepercaya di Vietnam,” tambah dia kepada Al Jazeera.

https://www.kompas.com/global/read/2022/08/22/180000670/kemenkes-vietman-nyatakan-homoseksualitas-bukan-penyakit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke