Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Situasi di Kota Mariupol Kritis, Serangan Rusia Disebut Tak Juga Berhenti, Warga Tewas Sampai Tak Dimakamkan

LVIV, KOMPAS.com - Pemerintah Ukraina mengatakan pada Jumat (11/3/2022), situasi di Kota Mariupol sekarang kritis ketika pasukan Rusia memperketat jerat mereka di sekitar kota pelabuhan Laut Hitam dan jumlah korban tewas dari penembakan Rusia selama 12 hari sudah mencapai hampir 1.600 jiwa.

Dikutip dari Kantor Berita TASS, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Kota Mariupol sekarang benar-benar dikepung.

Sementara, pejabat Ukraina menuduh Rusia sengaja mencegah warga sipil keluar dan menghentikan konvoi kemanusiaan masuk.

Serangan Rusia dilaporkan mencegah para pengungsi meninggalkan kota itu lagi pada hari Jumat.

Di tempat lain, pasukan Rusia juga menghentikan beberapa bus orang yang mencoba melarikan diri dari wilayah Kyiv. Hal ini disampaikan Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk dalam sebuah video.

Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Vadym Denysenko menyatakan keraguan bahwa upaya terbaru untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Mariupol akan berhasil dan upaya baru untuk mengevakuasi warga sipil tampaknya telah gagal. 

"Situasinya kritis," kata Denysenko.

Dewan Kota Mariupol mengatakan 1.582 warga sipil telah tewas di Mariupol sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Di sisi lain, Rusia telah seringkali membantah menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya "operasi khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan menggulingkan para pemimpin yang disebut neo-Nazi.

Penduduk Mariupol sendiri telah hidup tanpa listrik atau air selama lebih dari seminggu.

Upaya untuk mengatur gencatan senjata lokal dan jalan keluar yang aman telah gagal, dengan masing-masing pihak saling menyalahkan.

Kota Mariupol adalah kota penting yang strategis dengan lebih dari 400.000 penduduk.

Para pejabat di Mariupol mengatakan penembakan Rusia tidak ada henti-hentinya pada hari Jumat.

Kementerian Pertahanan Rusia sendiri telah mengeluarkan pernyataan, bahwa semua jembatan dan jalan menuju Mariupol telah dihancurkan atau dikuasai oleh pasukan Ukraina.

Para pejabat Ukraina mengungkap bahwa persediaan kebutuhan pokok telah menipis selama berhari-hari di Kota Mariupol.

"Seluruh dunia harus bersatu untuk menyelamatkan Mariupol. Kota ini adalah bencana kemanusiaan. Orang mati bahkan tidak dimakamkan di sini," kata Maksym Zhorin, mantan komandan milisi sayap kanan yang dikenal sebagai Batalyon Azov yang berada di kota itu, dikutip dari Reuters.

Menurut pihak berwenang Ukraina, di antara mereka yang terperangkap di Mariupol adalah 86 warga Turki, termasuk 34 anak-anak, yang berlindung di sebuah masjid.

Belum lama ini, serangan udara Rusia juga dilaporkan telah menghantam sebuah rumah sakit dan menyebabkan 3 orang tewas.

https://www.kompas.com/global/read/2022/03/12/065600970/situasi-di-kota-mariupol-kritis-serangan-rusia-disebut-tak-juga-berhenti

Terkini Lainnya

Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Global
Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Internasional
3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

Global
Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Internasional
Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Global
Ajudan Netanyahu Bocorkan Sikap Israel soal Usulan Gencatan Senjata Baru yang Diumumkan Biden 

Ajudan Netanyahu Bocorkan Sikap Israel soal Usulan Gencatan Senjata Baru yang Diumumkan Biden 

Global
Claudia Sheinbaum Terpilih Jadi Presiden Perempuan Pertama Meksiko

Claudia Sheinbaum Terpilih Jadi Presiden Perempuan Pertama Meksiko

Global
Dulu Hendak Larang TikTok di AS, Kini Trump Bikin Akun

Dulu Hendak Larang TikTok di AS, Kini Trump Bikin Akun

Global
Perang Elektronik Rusia-Ukraina Simbol Persenjataan Masa Kini

Perang Elektronik Rusia-Ukraina Simbol Persenjataan Masa Kini

Global
25.000 Kasus Serangan Panas Terjadi pada Maret-Mei di India

25.000 Kasus Serangan Panas Terjadi pada Maret-Mei di India

Global
UPDATE Perang Ukraina Terkini, Rusia Rebut Desa Kecil di Donetsk

UPDATE Perang Ukraina Terkini, Rusia Rebut Desa Kecil di Donetsk

Global
Hampir 1.000 Pelayat Hadiri Pemakaman Relawan Medis Tempur Ukraina

Hampir 1.000 Pelayat Hadiri Pemakaman Relawan Medis Tempur Ukraina

Global
Mediator Tekan Israel-Hamas Segera Setujui Usulan Gencatan Senjata

Mediator Tekan Israel-Hamas Segera Setujui Usulan Gencatan Senjata

Global
MI6 Rekrut Pegawai Negara China untuk Jadi Mata-mata Inggris

MI6 Rekrut Pegawai Negara China untuk Jadi Mata-mata Inggris

Global
Korea Utara Menghujani Korea Selatan dengan Sampah, Apa Artinya?

Korea Utara Menghujani Korea Selatan dengan Sampah, Apa Artinya?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke