PUTRAJAYA, KOMPAS.com – Netizen Malaysia dihebohkan unggahan di Twitter berupa tawaran status vaksinasi palsu yang bisa ditebus dengan harga 2.500 ringgit (Rp 8,5 juta).
Pengguna Twitter @FatinRazzaq_ mengunggah tangkapan layar dari percakapan perpesanan singkat tentang bagaimana seseorang dapat mengubah statusnya di aplikasi MySejahtera tanpa benar-benar divaksinasi.
MySejahtera merupakan aplikasi yang dibuat Pemerintah Malaysia untuk membantu mengawasi penularan Covid-19. Aplikasi tersebut semacam PeduliLindungi di Indonesia.
Dia menuturkan, tangkapan layar percakapan tersebut diambil dari grup Telegram anti-vaksin Malaysia.
Berdasarkan tangkapan layar itu, klien hanya perlu memberikan nama lengkap dan kartu identitas mereka untuk mengubah status di akun aplikasi MySejahtera.
Disebutkan bahwa pembayaran untuk tindakan ilegal tersebut adalah 2.500 ringgit atau sekitar Rp 8,5 juta.
Setelah transaksi selesai, klien hanya perlu menunggu tujuh sampai 14 hari untuk memperbarui status mereka di MySejahtera.
Tawaran itu juga mengeklaim bahwa hasil "jasa" tersebut dapat digunakan di mana-mana dan aman meskipun ada pemeriksaan.
“Semua detail akan menjadi informasi rahasia, dan aktivitas ini harus dirahasiakan demi keselamatan semua orang yang terlibat,” bunyi tawaran itu.
Mereka bahkan menyebutkan bahwa siapa pun bisa mendapatkan diskon jika bisa mendapatkan lebih dari lima orang yang juga ingin mendapatkan layanan ilegal tersebut.
Tangkapan layar percakapan di grup Telegram anti-vaksin Malaysia tersebut membuat kehebohan sebagaimana dilansir World of Buzz.
Para pengguna Twitter tak habis pikir kenapa ada orang yang mau membayar uang segitu hanya untuk mengubah status vaksinasi, padahal vaksin Covid-19 disediakan gratis.
“Sangat disayangkan. Mereka harus membayar begitu banyak untuk berbohong, ketika vaksinnya gratis,” tulis seorang pengguna Twitter.
https://www.kompas.com/global/read/2022/01/08/110100370/netizen-malaysia-heboh-muncul-tawaran-status-vaksinasi-palsu-harga-rp-8-5