Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

KALEIDOSKOP INTERNASIONAL JANUARI 2021: Jack Ma Hilang | Penyerbuan Capitol Hill

Selain itu, isu Joe seekor merpati balap yang hendak dibunuh Australia karena dianggap "terbang nyasar" ke negara itu juga sempat menyita perhatian publik.

Berikut adalah rangkuman kaleidoskop internasional Januari 2021.

Diperkirakan akan berjalan mulus seperti tahun-tahun sebelumnya, prosesnya tak disangka diserbu massa pendukung Donald Trump dalam upaya untuk menggagalkan anggota parlemen dari tugas konstitusional mereka.

Tak lama setelah pukul 11 pagi waktu setempat, Trump naik ke panggung di sebuah kampanye di Ellipse Park, di selatan pagar Gedung Putih, untuk berbicara kepada ribuan pendukung yang bersorak-sorai.

Tanda pertama masalah datang ketika beberapa kantor Kongres diduduki oleh pengunjuk rasa pendukung Trump. Tak lama kemudian, massa mulai menyerbu Gedung Capitol.

Muncul foto-foto polisi Capitol dengan senjata terhunus di pintu ruang debat, ketika anggota parlemen yang ketakutan berlindung di bawah kursi dan pengunjuk rasa memecahkan jendela.

Kenapa Gedung Capitol bisa dijebol massa?

Kepala Kepolisian Washington Robert Contee menerangkan, pihaknya baru mendapat telepon minta bantuan pukul 13.00 hari itu, jauh setelah pengunjuk rasa menerobos barikade.

"Semuanya sudah sangat parah saat itu," kata Contee pada Kamis (7/1/2021).

"Jelas ini kegagalan," kata Brian Schatz, Senator dari Hawaii.

Michael Sherwin jaksa federal Washington yang mengawasi penyelidikan, pada Jumat (15/1/2021) mengungkap bahwa dia melihat bukti kecil persekongkolan, seperti komunikasi orang-orang yang berada di dalam dan luar gedung.

Donald Trump pada Selasa (12/1/2021) menolak bertanggung jawab terhadap penyerbuan Gedung Capitol oleh para pendukungnya.

Ia juga menggunakan hak eksekutifnya sebagai mantan presiden, meminta Mahkamah Agung tidak merilis dokumen penyerbuan Capitol Hill ke komite Kongres sebagai bahan penyelidikan.

Meski demikian, Presiden Joe Biden dapat mengabaikan hak istimewa eksekutif, sehingga dapat diserahkan ke panel kongres yang menyelidiki kekerasan oleh pendukung Trump.

Pria yang mempunyai kekayaan sekitar 50 miliar dollar AS (Rp 701,3 triliun) itu digantikan juri lain pada babak final Africa’s Business Heroes.

Salah satu pendiri Alibaba tersebut tak hanya dihapus fotonya dari situs, tetapi juga tidak disertakan dalam video promosi.

Financial Times memberitakan, absennya Jack Ma dari final yang dihelat November terjadi setelah dia berbicara dalam sebuah forum di Shanghai, 24 Oktober 2020.

Saat itu, Jack Ma mengritik bank di China beroperasi layaknya rumah gadai, karena harus memberikan jaminan terkait dengan kredit, sementara regulasi perbankan yang berlaku dinilainya menghambat inovasi dan harus direformasi guna mendorong ekonomi, seperti dikutip dari KompasTekno (16/11/2020).

Jack Ma mulai bermusuhan dengan Pemerintah China

Di China, Jack Ma adalah simbol kesuksesan, sampai ia dipanggil Daddy Ma oleh warganet.

Namun, diwartakan New York Times pada 24 Desember 2020, belakangan ini sentimen kepada Jack Ma memburuk. Dia bahkan disebut penjahat, kapitalis jahat, dan hantu pengisap darah.

Aura permusuhan ini diawali konflik Jack Ma dengan Pemerintah China. Pejabat China hari itu mengatakan, mereka sedang meluncurkan investigasi anti-monopoli terhadap Alibaba.

Pada saat bersamaan, para pejabat Pemerintah China juga terus mengawasi Ant Group, raksasa fintech yang dikembangkan Alibaba.

Mereka tidak mencitrakan diri sebagai ancaman dan sebaliknya justru membantu pihak berwenang melacak orang. Namun, pemerintah melihat pengaruhnya dapat menyimpan bahaya.

Jack Ma muncul lagi

Setelah ramai soal Jack Ma hilang, media milik Pemerintah China Global Times merilis video berdurasi 50 detik yang berisi pernyataan Jack Ma di akun Twitter-nya pada Rabu (19/1/2021).

Dalam video tersebut, Jack Ma berbicara kepada 100 guru pedesaan di seluruh China sebagai bagian dari acara Penghargaan Guru Pedesaan Jack Ma.

Kendati demikian, waktu dan tanggal pengambilan video tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.

Merpati itu dilaporkan hilang saat balapan di negara bagian Oregon, AS, pada akhir Oktober, dan ditemukan di Melbourne hampir dua bulan kemudian.

Namun, para pejabat Australia mengatakan, merpati yang oleh penemunya diberi nama Joe itu dapat menimbulkan risiko biosekuriti langsung bagi populasi burung dan industri unggas Australia. Burung itu pun akan ditangkap dan disuntik mati.

Si penemu, Kevin Celli-Bird yang berdomisili di Melbourne mengungkapkan, dia menemukan merpati itu di kebun belakangnya pada Boxing Day 26 Desember.

"Dia sangat kurus jadi aku meremukkan biskuit kering dan menyediakan untuknya," katanya kepada kantor berita AP.

Gelang yang terdapat di kaki Joe terdaftar atas nama pemilik di Alabama, AS, yang mengeklaim terakhir kali melihat merpati itu saat balapan di Oregon, Oktober 2020.

Tidak diketahui bagaimana burung itu bisa sampai Australia, yang jaraknya sekitar 14.480 kilometer dari AS, hampir setara dua kali jarak Sabang-Merauke yang sekali jalan via jalur darat dan laut sejauh 8.514 km.

Kemungkinan terkuat, saat lomba dia keluar jalur menuju laut lalu hinggap di kapal kargo dan menumpang sampai Australia.

Sebenarnya membawa merpati ke Australia tidak dilarang, tetapi prosesnya rumit dan butuh biaya puluhan ribu dollar. Alhasil, tidak ada merpati yang diimpor secara resmi dari "Negeri Paman Sam" selama lebih dari satu dekade.

Joe batal disuntik mati

Joe akhirnya mendapat "ampunan" karena gelang bergaya Amerika yang terpasang di kakinya kemungkinan tidak asli.

"Setelah penyelidikan, kementerian menyimpulkan bahwa Joe si Merpati sangat mungkin dari Australia dan tidak menimbulkan risiko keamanan hayati," kata Kementerian Pertanian, Air, dan Lingkungan Australia pada Jumat (15/1/2021).

"Kementerian yakin gelang kaki burung itu adalah tiruan dari yang asli," lanjutnya, dikutip dari BBC.

Mereka juga menambahkan, tidak ada tindakan lebih lanjut yang akan diambil untuk Joe si Merpati.

https://www.kompas.com/global/read/2021/12/31/070738070/kaleidoskop-internasional-januari-2021-jack-ma-hilang-penyerbuan-capitol

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke