Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi: Rasa Bosan Buat Orang Merokok Lebih Banyak Selama Pandemi Covid-19

KOMPAS.com - Setelah bertahun-tahun mengalami penurunan yang stabil, penjualan rokok di AS meningkat tahun lalu untuk pertama kalinya dalam 20 tahun, dan sebagian besar karena pandemi Covid-19.

Dalam sebuah studi November 2021 lalu di Nicotine and Tobacco Research, Popova, profesor di School of Public Health di Georgia State University, meneliti bagaimana pandemi dan pemicu stres terkait memengaruhi kebiasaan pengguna tembakau.

Dilansir laman Futurity, Banyak perokok mengaku lebih sering menyalakan rokok meskipun berisiko kesehatan, termasuk kemungkinan dampak parah pada paru-paru akibat Covid-19.

“Tujuan dari penelitian ini bukan untuk menemukan tren populasi, tetapi untuk mendapatkan wawasan tentang pengalaman pribadi orang-orang,” kata Popova.

“Kami ingin mempelajari bagaimana Covid dan tekanan terkait serta perubahan dalam kehidupan masyarakat memengaruhi mereka, dan bagaimana semua itu diterjemahkan ke dalam penggunaan tembakau,” tambahnya.

Di sini, dia menjelaskan bagaimana pandemi memengaruhi penggunaan tembakau di Amerika.

Mereka melakukan penelitian kualitatif dengan 61 pengguna tembakau, yang bukan merupakan sampel besar

Mereka mengamati tiga kelompok perokok yang berbeda. Dua dari kelompok tersebut tidak berpikir untuk berhenti.

Ini terdiri dari mereka yang hanya merokok tetapi tidak menggunakan rokok elektrik, dan mereka yang menggunakan rokok elektrik secara eksklusif atau sebagai tambahan dari rokok biasa (ini dikenal sebagai “pengguna ganda”).

Sementara kelompok orang ketiga telah berhenti merokok atau berhenti menggunakan rokok elektrik sejak awal pandemi atau mencoba untuk berhenti.

"Hampir semua orang stres dan bosan. Dan secara keseluruhan, orang-orang merokok lebih banyak. Itu benar-benar pola utama yang kami lihat," ujar peneliti.

"Berkali-kali, kami mendengar bahwa orang-orang mengambil beberapa menit dengan sebatang rokok dapat membantu mereka mengurangi kebosanan," tambahnya.

Menurut penelitian, para perokok selalu mencoba merasionalisasi keputusan mereka untuk terus merokok.

"Kami bahkan mendengar beberapa orang mengatakan bahwa mereka percaya merokok dapat melindungi terhadap Covid, meskipun ada bukti kuat bahwa merokok memperburuk keparahan penyakit," tambahnya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/12/09/174017370/studi-rasa-bosan-buat-orang-merokok-lebih-banyak-selama-pandemi-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke