Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Petani India Menang, PM Modi Cabut UU Pertanian Kontroversial

NEW DELHI, KOMPAS.com – Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi pada Jumat (19/11/2021) secara tiba-tiba mengatakan akan mencabut tiga undang-undang (UU) pertanian kontroversial.

Pengumuman tersebut cukup mencengangkan sekaligus menjadi kemenangan bagi para petani yang kukuh memprotes UU tersebut selama lebih dari setahun.

Modi mengatakan hal tersebut menjelang pemilihan awal tahun depan di Negara Bagian Uttar Pradesh dan dua negara bagian utara lainnya dengan populasi pedesaan yang besar.

“Hari ini saya datang untuk memberi tahu Anda, seluruh negara, bahwa kami telah memutuskan untuk menarik ketiga UU pertanian itu,” kata Modi dalam pidatonya.

“Dalam sidang parlemen mulai akhir bulan ini, kami akan menyelesaikan proses konstitusional untuk mencabut tiga UU pertanian ini,” sambung Modi sebagaimana dilansir Reuters.

UU pertanian yang diberlakukan pada September 2020 tersebut ditolak para petani India karena dianggap merugikan mereka karena membuka sektor pertanian untuk pemain swasta.

Para petani berbondong-bondong ke New Delhi untuk menggelar aksi protes nasional. Mereka sampai berkemah di sekitar New Delhi dan berjanji tidak pulang sampai UU itu dicabut.

Aksi para petani itu mendapat perhatian dari para aktivis dan selebritas luar India, termasuk aktivis iklim Greta Thunberg dan penyanyi AS Rihanna.

Banyak aksi protes besar berpusat di sekitar New Delhi, tempat para petani berkemah di pinggir jalan sejak November 2020.

Partai berkuasa di India Partai Bharatiya Janata (BJP), tahun lalu mengatakan berkukuh tidak akan mencabut UU tersebut.

Partai tersebut berusaha memecahkan kebuntuan dengan para petani dengan menawarkan pelunakan atas UU pertanian, tetapi negosiasi yang berlarut-larut gagal.

Kini, kendati Modi sudah mengumumkan pencabutan tiga UU pertanian, seorang pemimpin klompok tani Rakesh Tikait mengatakan aksi protes mereka belum berakhir.

“Kami akan menunggu sampai parlemen mencabut UU tersebut,” tulis Tikait di Twitter.

Kemenangan petani

Di sisi lain, para petani di Negara Bagian Punjab dan Negara Bagian Haryana merayakan berita pencabutan tiga UU pertanian.

Mereka mengibarkan bendera kemenangan dan membagikan permen. Tapi mereka bilang pertarungan belum berakhir.

"Kami tidak percaya pada janji lisan. Kecuali kami melihatnya secara tertulis bahwa UU itu benar-benar dicabut, kami akan tetap di sini,” Raj Singh Chaudhary, seorang pengunjuk rasa, mengatakan kepada BBC.

Chaudhary termasuk di antara ratusan petani yang menggelar aksi protes di perbatasan Delhi-Ghazipur selama setahun terakhir.

Pemimpin petani lainnya mengatakan, mereka butuh janji tambahan dari pemerintah seputar kepastian harga hasil panen mereka untuk mengakhiri protes mereka.

Pengumuman pencabutan UU pertanian telah mengejutkan banyak pengamat politik serta mereka yang menentang UU tersebut.

Banyak pihak mengatakan, pengumuman itu adalah kemenangan besar bagi para petani India.

Partai-partai oposisi menyambut baik keputusan itu. Politikus oposisi, Rahul Gandhi, menyebutnya sebagai kemenangan melawan ketidakadilan.

Ketua Menteri Benggala Barat Mamata Banerjee turun ke media sosial untuk memuji para petani dan memberi selamat kepada mereka.

https://www.kompas.com/global/read/2021/11/19/151720070/petani-india-menang-pm-modi-cabut-uu-pertanian-kontroversial

Terkini Lainnya

Singapura Kerja Keras Bersihkan 400 Ton Minyak Tumpah di Pulau Sentosa

Singapura Kerja Keras Bersihkan 400 Ton Minyak Tumpah di Pulau Sentosa

Global
Kisah Perempuan Adat Meksiko yang Terkurung 12 Tahun di RSJ AS karena Tak Bisa Bahasa Inggris

Kisah Perempuan Adat Meksiko yang Terkurung 12 Tahun di RSJ AS karena Tak Bisa Bahasa Inggris

Global
KBRI Canberra dan CESA Perpanjang MoU Pembelajaran Bahasa Indonesia di Australia

KBRI Canberra dan CESA Perpanjang MoU Pembelajaran Bahasa Indonesia di Australia

Global
Serangan Drone Sebabkan Kebakaran di Tangki Minyak Rusia, Ukraina Belum Klaim

Serangan Drone Sebabkan Kebakaran di Tangki Minyak Rusia, Ukraina Belum Klaim

Global
Nasib Para Ibu Tunggal Afghanistan di Bawah Pemerintahan Taliban

Nasib Para Ibu Tunggal Afghanistan di Bawah Pemerintahan Taliban

Internasional
Ketahuan Mencontek Pakai Alat AI Canggih, Mahasiswa Turkiye Ditangkap

Ketahuan Mencontek Pakai Alat AI Canggih, Mahasiswa Turkiye Ditangkap

Global
Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang, Apa Dampaknya?

Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang, Apa Dampaknya?

Internasional
Terapi Telan Ikan Mentah di Hyderabad India untuk Obati Asma

Terapi Telan Ikan Mentah di Hyderabad India untuk Obati Asma

Global
Argentina Bongkar Panel Surya yang Salah Dipasang di Sisi Perbatasan Chile

Argentina Bongkar Panel Surya yang Salah Dipasang di Sisi Perbatasan Chile

Global
Rusia Mulai Latihan Angkatan Laut di Pasifik, Dekat Korea Selatan dan Jepang

Rusia Mulai Latihan Angkatan Laut di Pasifik, Dekat Korea Selatan dan Jepang

Global
Eks PM Thailand Thaksin Shinawatra Didakwa Menghina Kerajaan

Eks PM Thailand Thaksin Shinawatra Didakwa Menghina Kerajaan

Global
Rangkuman Hari Ke-845 Serangan Rusia ke Ukraina: Jabatan di Kemenhan | Rusia Terus Maju dan Serang

Rangkuman Hari Ke-845 Serangan Rusia ke Ukraina: Jabatan di Kemenhan | Rusia Terus Maju dan Serang

Global
AS Disebut Tertinggal Jauh di Belakang China di Bidang Tenaga Nuklir

AS Disebut Tertinggal Jauh di Belakang China di Bidang Tenaga Nuklir

Global
Ahli Bedah AS Minta Platform Media Sosial Diberi Peringatan seperti Bungkus Rokok

Ahli Bedah AS Minta Platform Media Sosial Diberi Peringatan seperti Bungkus Rokok

Global
Seperti Ini Suasana Pemakaman 2 Warga Sipil Lebanon Korban Perang

Seperti Ini Suasana Pemakaman 2 Warga Sipil Lebanon Korban Perang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke