Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Pengambilalihan Newcastle United oleh Konsorsium Arab Saudi dan Timbulkan Kontroversi?

LONDON, KOMPAS.com - Pembelian klub sepak bola Liga Primer Inggris, Newcastle United, oleh konsorsium Arab Saudi senilai 305 juta poundsterling (Rp 5,9 triliun lebih) telah disetujui.

Namun kesepakatan itu menimbulkan kontroversi besar, karena Arab Saudi dituduh berusaha mengalihkan perhatian dari catatan buruk hak asasi manusia di negerinya.

Sejumlah kritikus, di antaranya Amnesty International, menuduh negara kerajaan itu berupaya mengalihkan isu tersebut dengan cara melibatkan diri dalam dunia sepak bola papan atas yang glamor.

Melansir BBC Indonesia pada Jumat (8/10/2021), mereka menganggap Arab Saudi menerapkan suatu strategi yang disebut sebagai pembersihan diri lewat olahraga.

Sebelumnya, Liga Primer mengatakan telah mendapat jaminan yang mengikat secara hukum bahwa Kerajaan Arab Saudi tidak akan mengendalikan Newcastle United.

Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi, yang akan menyediakan 80 persen dana sesuai kesepakatan, dipandang terpisah dari otoritas tertinggi negara itu.

Kesepakatan itu dianggap sepenuhnya terlepas dari kehadiran Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, walaupun dia terdaftar sebagai ketua PIF.

Bagaimanapun, keputusan ini dirayakan suporter klub Newcastle United dengan berkumpul di luar stadion St James Park, kandang Newcastle United, pada Kamis (07/10/2021).

Persetujuan itu sekaligus mengakhiri 14 tahun masa jabatan Mike Ashley sebagai pemilik Newcastle United.

PIF yang memiliki aset sebesar 250 miliar poundsterling (Rp 4,8 triliun) menjadikan Newcastle United sebagai salah satu klub terkaya di dunia.

Amanda Staveley, yang memimpin konsorsium, mengatakan pemilik baru membuat "investasi jangka panjang" guna memastikan Newcastle United "secara teratur dapat bersaing untuk meraih berbagai kejuaraan bergengsi".

Di turnamen tingkat lokal, Newcastle United terakhir meraih prestasi juara di Piala FA pada 1955.

Bagaimana proses pengambilalihan Newcastle United terjadi?

Tidak ada yang menyangka proses pengambilalihan klub Newcastle United akan selesai pada pekan ini.

Siapapun lebih berharap kesepakatan itu terjadi pada Januari 2022, ketika penyelesaian sengketa arbitrase antara calon pemodal baru dengan pengelola Liga Primer tentang siapa pemilik Newcastle United, dijadwalkan.

Salah-satu yang menjadi kendalanya adalah isu pelanggaran hak asasi manusia yang dikaitkan dengan otoritas tertinggi negara itu.

Dengan demikian, yang perlu dilakukan konsorsium adalah membuktikan bahwa Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi terpisah sepenuhnya dari negara.

Hal ini agaknya sulit direalisasikan karena Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga terdaftar sebagai ketua PIF.

Namun dengan adanya jaminan hukum yang diberikan, persoalan itu dapat diatasi.

Konsorsium juga dapat memberikan contoh nyata bagaimana PIF sudah berinvestasi di sejumlah perusahaan, termasuk tim F1 McLaren, tanpa adanya kontrol negara.

Apa sikap fans Newcastle United atas guyuran modal dari Arab Saudi?

Tidak diragukan lagi, sebagian besar fans merayakan pengambilalihan Newcastle United ini, terlepas dari dampak putusan itu nantinya.

Survei yang dibuat oleh Newcastle United Supporters' Trust (NUST) menggungkapkan, 93,8 persen anggotanya mendukung. Namun angka ini turun dari tahun sebelumnya, 97 persen.

Angka ini semakin menguatkan tuntutan para suporter yang berteriak di setiap laga bahwa pemilik Newcastle United sebelumnya, Mike Ashley, "harus ditendang dari klub".

Pada musim ini, Newcastle United tidak pernah menang dan berada di posisi terbawah Liga Primer.

Survei itu juga menyebutkan 94 persen menghendaki agar sang manajer, Steve Bruce, segera hengkang "demi kepentingan terbaik" dari klub Newcastle United.

Mayoritas suporter berharap pengambilalihan oleh konsorsium Arab Saudi ini akan menghapus kegagalan demi kegagalan Newcastle United.

Aset yang dimiliki PIF sebesar 250 miliar poundsterling (Rp 4,8 triliun), tentu saja, mengerdilkan kekayaan pemodal dari Abu Dhabi atas klub Manchester City dan pemodal dari Qatar atas Paris St-Germain.

Mereka berharap pundi-pundi itu dapat mendatangkan pemain top asal Perancis, Kylian Mbappe, atau merekrut Antonio Conte sebagai pengganti Bruce.

"Kami tidak menuntut klub untuk memenangkan trofi musim depan. Kami hanya ingin pertumbuhan dan klub sepak bola yang menjadi lebih baik," kata Greg Tomlinson dari Newcastle United Supporters' Trust (NUST).

Bagaimana Newcastle United menangani isu hak asasi manusia?

Terlepas dari desakan Liga Primer agar PIF terpisah dari otoritas tertinggi Kerajaan Arab Saudi, berbagai organisasi hak asasi manusia masih meyakini hal itu sulit dilepaskan.

Amnesty International, melalui pimpinannya di Inggris, Sacha Deshmukh, mengatakan:

"Sejak kesepakatan ini pertama kali dibicarakan, kami mengatakan ini merupakan upaya otoritas Saudi untuk membersihkan catatan hak asasi manusia mereka yang mengerikan dengan sepak bola papan atas yang glamor."

Para pegiat HAM lainnya mengatakan kepada BBC bahwa persoalan HAM ini tidak akan hilang, meskipun proses pengambilalihan Newcastle United itu sudah tuntas.

Lina Al-Hathloul, yang saudara perempuannya, Loujain, ditahan di penjara karena memprotes hak perempuan untuk mengemudi, mengatakan aksi protes dapat terjadi di stadion Newcastle United, yang disebutnya akan "mempermalukan" Arab Saudi.

Dia juga menyoroti sosok Mohammed bin Salman sebagai pimpinan PIF dan masih menjadi orang yang sama pada 2018 "ketika dia memerintahkan pembunuhan (jurnalis) Jamal Khashoggi".

Badan-badan intelijen Barat meyakini dia memerintahkan pembunuhan Khashoggi, sebuah tuduhan yang dibantah berulangkali oleh sang Putra Mahkota.

Greg Tomlinson, dari Newcastle United Supporters' Trust (NUST), mengatakan:

"Klub dibeli dan dijual pada tingkat tertinggi oleh miliarder dan negara berdaulat, dan kami tidak memiliki suara dalam hal itu."

"Tetapi sebagai organisasi pendukung, kami akan selalu menentang diskriminasi dan penyalahgunaan hak asasi manusia," katanya.

"Kami akan menggunakan pengaruh kami untuk melakukan perubahan sejauh kami mampu."

Amanda Staveley, yang memimpin konsorsium PIF, membantah pengambilalihan itu terkait upaya menjadikan olahraga sebagai upaca pencucian dari isu HAM.

"Mitra kami bukan negara Saudi, ini PIF. Saya butuh empat tahun untuk sampai ke sini dan saya telah bekerja dengan tim hebat," kata Staveley.

"Saya percaya pada penilaian mereka tentang apa yang bagus untuk Newcastle United," ujarnya.

Seperti apa visi pemilik baru Newcastle United?

Didukung oleh limpahan duit PIF, konsorsium ini juga terdiri dari PCP Capital Partnersyang dipimpin Staveley dan investor properti asal Inggris, Reuben Brothers.

Amanda Staveley, yang berasal dari Yorkshire, tak bisa melepaskan tentang kekagumannya saat pemodal dari Abu Dhabi mengambilalih klub Manchester City 13 tahun silam, di mana dia juga terlibat di dalamnya.

Kini, setelah pengambilalihan klub Newcastle United selesai, Staveley berkata, "Kami jelas ingin membidik tropi. Itu yang akan dikatakan setiap pemilik klub sepak bola sejak hari pertama."

"Tapi tropi membutuhkan investasi, waktu, kesabaran, dan kerja tim. Untuk sampai ke sana, kami ingin para penggemar memahami dan mempercayai kami dan kami akan mendengarkan suara Anda," ujarnya.

Dari sudut pandang Newcastle United, salah satu agenda utama dirinya adalah merombak struktur klub dan meningkatkan komunikasinya dengan para suporter.

Bagaimana nasib manajer Newcastle United, Steve Bruce?

Steve Bruce, yang menyebut dirinya sebagai fans Newcastle United, mengatakan "hanya menginginkan yang terbaik untuk klub, dan jika itu berarti pengambilalihan, maka itu bagus".

Namun dengan pemilik baru yang berusaha membangun ikatan dengan suporternya, posisi manajer berusia 60 tahun itu terancam.

Ditanya tentang masa depan Bruce, Staveley berkata, "Semua pertanyaan itu untuk bulan depan, itu bukan pertanyaan untuk hari ini. Kami ingin melakukan tinjauan dan kami akan kembali ke poin itu."

Dia sebelumnya memuji mantan manajer Newcastle United, Rafael Benitez, ketika dia pertama kali pindah ke klub itu pada 2018.

Namun pelatih asal Spanyol itu membuat awal yang baik dengan Everton musim ini.

Para fans Newcastle United mengatakan mereka menginginkan sosok Conte, eks manajer Juventus, timnas Italia dan Chelsea.

Mantan manajer Chelsea, Frank Lampard, dan mantan manajer Sheffield United, Chris Wilder, juga dilirik.

Bagaimanapun, setelah penampilan yang buruk di awal musim Liga Primer, tujuan terpenting adalah mempertahankan posisi Newcastle United di papan atas.

Namun bagi banyak penggemar, masa depan Newcastle United kini tiba-tiba terlihat lebih cerah.

https://www.kompas.com/global/read/2021/10/10/042308270/bagaimana-pengambilalihan-newcastle-united-oleh-konsorsium-arab-saudi-dan

Terkini Lainnya

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke