Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Amerika dan Pearl Harbor

Sebanyak 353 pesawat terbang digunakan meluluh lantakkan Pearl Harbor yang berangkat dari 6 kapal induk yang sudah berlokasi di perairan lautan Pasifik.

Setidaknya ada 2 catatan penting untuk peristiwa ini. Pertama, serangan Jepang ke wilayah teritori Amerika Serikat itu tidak didahului oleh “declaration of war” atau pernyataan perang, sementara kedua negara masih berada dalam koridor hubungan diplomatik.

Berikutnya adalah di tahun 1941 teknologi penerbangan belum sampai pada kemampuan memproduksi pesawat terbang yang dapat atau mampu menempuh perjalanan dari Jepang ke Hawaii.

Di pagi hari itu piket pertahanan udara Hawaii yang sedang bertugas adalah Letnan Kermit A Tyler sebagai “air defence officer”.

Ketika menerima laporan operator radar tentang pesawat terbang yang terdeteksi, ia mengabaikan laporan itu, karena akal sehatnya mengatakan tidak mungkin Jepang menyerang Pearl Harbor.

Respons Letnan Tyler menjadi terkenal, karena saat itu ia mengatakan “Well don’t worry about it”.

Maka demikianlah, tanpa sempat terdengar alarm tanda bahaya, serangan pesawat terbang Jepang menenggelamkan kapal-kapal Amerika dan juga menghancurkan pesawat terbang Amerika di pangkalannya.

Tercatat 8 kapal perang Amerika rusak berat dan 4 lainnya tenggelam. Sebanyak 188 pesawat terbang Amerika rusak berat, lebih dari 2000 orang Amerika terbunuh dan sekitar 1000 lainnya menderita luka-luka.

Tragisnya, serangan mendadak Jepang ke Pearl Harbor dilukiskan dengan kata kata yang bernada puitis oleh George dan Meridith Friedman seperti ini: “As the American Fleet sank, an entire way of thinking about war sank with it”.

Bersamaan dengan tenggelamnya kapal kapal perang Amerika oleh gempuran pesawat terbang Jepang, tenggelam pulalah seluruh cara berpikir orang Amerika tentang perang.

Pearl Harbor memberikan kepada Amerika Serikat sebuah pelajaran yang sangat mahal harganya, bahwa perang ternyata dapat terjadi pada setiap saat dan di mana saja.

Craig Nelson dalam bukunya Pearl Harbor, from Infamy to Greatness, menguraikan tentang betapa orang Amerika sama sekali tidak menyangka Jepang akan melakukan serangan terhadap negara mereka.

Amerika sejauh itu merasakan betapa orang Jepang sangat bersahabat dengan mereka. Demikian pula tentang betapa tidak siapnya Amerika menghadapi perang dengan Jepang.

Dilukiskan betapa serangan sorti pertama dan kedua yang dilakukan Jepang telah dikira sebagai sebuah adegan dari latihan. Baru pada serangan sorti berikutnya menyadarkan mereka bahwa Pearl Harbor tengah diserang musuh.

Amerika sama sekali tidak mengantisipasi dan tidak tahu bahwa Jepang akan menyerang Pearl Harbor.

Serangan terhadap Pearl Harbor dikatakannya sebagai sebuah hal yang improbable atau mustahil, akan tetapi pada kenyataannya terjadi.

Intinya, Amerika Serikat sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Pearl Harbor akan diserang Jepang.

Walaupun jauh sebelumnya Jenderal Billy Mitchell telah mengutarakan kekhawatirannya tentang kemungkinan Jepang akan menyerang pangkalan Angkatan Perang Amerika di Pasifik, Pearl Harbor.

Demikian pula Admiral James Richardson yang bahkan telah memprotes gelar kekuatan laut Amerika ke Hawai di awal tahun 1941, karena dinilai sangat rawan akan kemungkinan serangan udara dan torpedo.

Sekali lagi, Amerika Serikat tidak tahu sama sekali tentang rencana Jepang yang akan dan kemudian dilakukannya serangan mendadak ke Pearl Harbor.

Logikanya, kalau AS memang sudah tahu, maka Pearl Harbor tidak akan luluh lantak diserang mendadak dan nyaris tanpa perlawanan sama sekali.

Patut dimaklumi bahwa memang dirasakan sangat tidak masuk akal dua negara yang masih menjalin hubungan diplomatik kemudian terlibat dalam perang. Sangat sulit dipercaya sebuah perang telah dimulai tanpa didahului oleh “declaration of war”.

Sehari setelah diserangnya Pearl Harbor, tanggal 8 Desember 1941, Presiden Franklin D. Roosevelt menyampaikan pidato di hadapan kongres yang sekaligus berlanjut dengan pernyataan perang terhadap Jepang oleh Kongres Amerika.

Pidato Presiden itu kemudian dikenal luas sebagai sebuah pidato berjudul “The Day of Infamy”, hari yang penuh kehinaan.

Amerika dengan jajaran perangkat keamanan nasionalnya tidak waspada, dan ini disebut dalam buku The Future of War sebagai: “The origins of American Military Failure“.

Demikianlah, maka Pearl Harbor menjadi titik awal pengembangan pemikiran dari sistem peringatan dini atau Early Warning System.

Pearl Harbor pula yang memicu pemikiran para pengkaji tentang National Security mengenai ADIZ, Air Defence Identification Zone.

Pearl Harbor pula yang memacu Amerika Serikat untuk membangun sebuah kekuatan perang yang besar dengan jargon yang dikenal antara lain sebagai Global Vigilance, Global Reach and Global Power.

Pada akhirnya, seperti kita ketahui semua, Perang Dunia Ke-2 berhasil dihentikan segera setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945.

https://www.kompas.com/global/read/2021/09/08/185712170/amerika-dan-pearl-harbor

Terkini Lainnya

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke